Anak Salim Kancil Saksikan Ayahnya Dihajar Centeng Kades  

Reporter

Senin, 5 Oktober 2015 18:25 WIB

Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Tunggal Roso melakukan aksi solidaritas terhadap pembunuhan petani penolak tambang pasir Lumajang bernama Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, 28 September 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Lumajang - Puluhan orang menghajar Salim Kancil tanpa ampun di depan anaknya yang baru berumur 13 tahun. Pentungan, balok kayu, dan benda keras lain bertubi-tubi menghantam lelaki 52 tahun itu. Sang anak, Dio Eka Saputra, menangis melihat kejadian yang sangat tiba-tiba pada Sabtu pagi, 26 September 2015, itu.

Dio, saat ditemui di rumahnya di Desa Selok Awar-Awar, Pasirian, Kabupaten Lumajang, menuturkan waktu itu bapaknya baru saja mengeluarkan sepeda motor.

Salim saat itu bersiap memimpin unjuk rasa menolak penambangan ilegal di Pantai Watu Pecak. "Tiba-tiba sudah ada puluhan orang di halaman dan mengepung bapak," katanya seperti dikutip majalah Tempo, Senin, 5 Oktober 2015.

Dio menuturkan kala itu ibunya, Tijah, sedang keluar. Sehingga di rumah hanya ada dia seorang diri. Dio sudah berteriak tapi tidak ada tetangga yang keluar. Waktu dia akan lari minta tolong ke rumah pamannya--mereka bertetangga--salah seorang pengeroyok mengancam Dio.

"Diam kamu atau saya bunuh," kata Dio menirukan ancaman itu. Dio ketakutan. Suaranya tangisnya tercekat. Ia hanya bisa menyaksikan bapaknya dipukuli dan dinaikkan ke sepeda motor. Menurut dia, bapaknya sudah dalam kondisi tangan terikat saat dibawa ke Balai Desa Selok Awar-awar. (Lihat video Polisi: Kades Dalang Pembunuhan Salim Kancil, Setoran Tambang Pasir Ilegal di Desa Salim Kancil Mencapai Rp 2,7 Miliar)

Di Balai Desa, Salim dihajar, digergaji, bahkan disetrum. Parahnya, mereka menyiksa Salim di hadapan murid sekolah taman kanak-kanak yang akan masuk kelas. Dari Balai Desa, Salim diseret ke jalan kosong menuju makam desa. Dia dibunuh di lokasi tersebut.

Sejumlah tetangga menyebut kelompok penyerang Salim dengan julukan Tim 12. "Mereka tim sukses bentukan Kepala Desa Hariyono," kata Abdul Hamid, sahabat karib Salim.

Kelompok yang sesungguhnya beranggotakan lebih dari 12 orang itu "mengawal" Hariyono sejak pemilihan kepala desa pada 2008. Kini Hariyono menjabat kepala desa untuk periode kedua. Hariyono berkepentingan karena menjadi backing tambang ilegal di desa tersebut.

Menurut Abdul, pukul 10.00 hari itu, Salim hendak memimpin unjuk rasa di balai desa. Beberapa bulan terakhir, Salim memang aktif menentang penambangan pasir ilegal di Pantai Watu Pecak yang dikendalikan Kepala Desa Hariyono bersama Tim 12.

Sebelum membunuh Salim, kelompok tersebut menganiaya Tosan. Lelaki 51 tahun itu dikeroyok ketika membagikan selebaran ajakan berunjuk rasa. Tosan sempat berlari ke lapangan di samping rumahnya. Malang, ia ditangkap gerombolan penyerang, lalu beberapa kali dilindas sepeda motor mereka. Tosan kini masih kritis di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang.

Kepolisian Resor Lumajang telah menetapkan 23 anggota Tim 12 sebagai tersangka pembunuhan Salim dan pengeroyokan Tosan. Karena ruang tahanan polres tak memadai, tersangka dipindahkan ke ruang tahanan Kepolisian Daerah Jawa Timur.

TIM MAJALAH TEMPO



Baca juga
G30S 1965: Begini Cara Intel Amerika Incar Sukarno, Dukung Suharto
Salim Kancil Disiksa, Disetrum Tak Mati: Inilah 3 Keanehan Tragedi Ini


Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

28 menit lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

11 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

2 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

5 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

7 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

9 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

13 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

16 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

26 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

27 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya