Anggota keluarga Nurul Fatimah (26 tahun), salah satu penumpang Pesawat Aviastar yang hilang kontak, berkumpul di di Makassar, Sulawesi Selatan, 2 Oktober 2015. Nurul Fatimah bersama dua anaknya merupakan penumpang pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM rute Luwu-Makassar yang hilang kontak. ANTARA/Yusran Uccang
TEMPO.CO, Maros - Rusdianto, 29 tahun, anak kedua dari M. Natsir, 56 tahun, salah satu penumpang Aviastar—yang hilang kontak pada Jumat, 2 Oktober 2015, mengatakan ayahnya sempat mengabari saat pesawat akan terbang ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
Rusdianto menjelaskan, ia berkomunikasi sebanyak tiga kali dengan ayahnya, M. Natsir. Yakni saat M. Natsir akan berangkat dari Bandara Andi Djemma, Luwu Utara; saat tiba di Bandara Lagaligo Bua; dan yang ketiga saat M. Natsir akan berangkat dari Bandara Lagaligo Bua ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Jumat, 2 Oktober 2015.
"Saya sempat berkomunikasi dengan bapak saya, dan yang terakhir saat bapak akan menuju Bandara Sultan Hasanuddin," ujar Rusdianto setelah memberikan keterangan di posko Ante-Mortem Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Dokter Kesehatan (Biddokes) Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Sabtu, 3 Oktober 2015.
Rusdianto memberikan keterangan bahwa M. Natsir mengenakan baju kemeja putih dan kerap memakai jam tangan bermerek Mirage. Ayahnya memiliki tinggi 165 sentimeter dengan berat badan 65 kilogram. Adapun ciri kulitnya sawo matang dan pada wajahnya terdapat tahi lalat di bagian kiri atas bibir.
"Ciri-ciri lain bapak saya memakai cincin batu jenis Peros berwarna biru," kata Rusdianto. Ia pun berharap ayahnya kembali dengan selamat.