Polda Sulawesi Tengah Identifikasi Jaringan Perdagangan Bom
Reporter
Editor
Senin, 14 Juli 2003 17:02 WIB
TEMPO Interaktif, Palu:Aparat Kepolisan Daerah Sulawesi Tengah mengidentifikasi adanya jaringan perdagangan bahan peledak di wilayah kerja mereka. Jaringan ini tersebar di pantai barat kabupaten Donggala, kata Kadit Reserse Polda Sulteng Komisaris Besar Polisi Tatang Soemantri di Palu, Minggu (12/1) pagi. Soemantri mengatakan bahan peledak yang masuk ke wilayah Sulteng melalui laut itu berasal dari Kalimantan Timur dan Malaysia. "Jalurnya ada dua, Malaysia-Kaltim-Sulteng dan atau langsung Malaysia-Sulteng," katanya. Jaringan peredaran barang ilegal itu terungkap setelah polisi mengembangkan penyelidikan dua kasus penangkapan bahan peledak jenis Amonium Nitrat sebanyak 27 karung (675 kg) pada penghujung 2002. Penangkapan pertama pada 25 Desember sebanyak 10 karung (250 kg) di Jalan Ketimun Palu Timur dan kedua pada 31 Desember sebanyak 17 karung (425kg) di Tawaeli kabupaten Donggala. Soemantri menambahkan, empat orang pemilik bahan papuk, masing-masing Risman, Suleman, Saparuddin, dan Jamil, kini masuk daftar pencarian orang polisi karena diduga kuat banyak mengetahui tetang proses masuknya bahan peledak itu ke Sulteng. Mengenai motivasi peredaran bahan peledak itu di Sulteng, Soemantri mengatakan kesimpulan sementara polisi sebagai bahan meracik bom ikan, selain untuk pupuk tanaman. "Namun tidak menutup kemungkinan ada peruntukkan lain, ujarnya. Sementara itu tersangka Husein yang dikekuk aparat kepolisian Polres Donggala Jumat (9/1) di rumahnya, kampung Sojol, Pantai Barat Donggala, mengatakan selama ini dia sudah biasa memperdagangkan pupuk matahari itu. (M. Darlis TNR)
Berita terkait
Analisis Mohammad Kusnaeni untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini
5 menit lalu
Analisis Mohammad Kusnaeni untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini
Mohammad Kusnaeni memberi analisis untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak dalam perebutan posisi ketiga di Piala Asia U-23.