Sultan: Gizi Buruk Akibat Pola Gotong Royong Hilang
Reporter
Editor
Selasa, 13 Desember 2005 02:43 WIB
TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengaku prihatin dengan munculnya kasus balita penderita gizi buruk di wilayahnya. Munculnya penyakit gizi buruk membuktikan semakin rapuhnya rasa gotong royong di dalam masyarakat. Kehidupan masyarakat baik di desa maupun di kota, sekarang ini cenderung egois dan tidak peduli dengan apa yang terjadi pada tentangganya. "Sangat memprihatinkan. Koq ya tega kita bisa makan kenyang sementara tetangga menderita kekurangan hingga sakit karena gizi yang buruk. Mestinya kalau pola hidup gotong royong masih dipegang kuat, tidak akan terjadi hal-hal semacam itu," kata Sultan, Senin (12/12). Ia menginstruksikan dinas terkait segera menangani kasus tersebut, dengan menggunakan dana tak tersangka agar penderita gizi buruk segera tertangani. "Sejak harga BBM naik, memang daya beli masyarakat menjadi turun," katanya. Tapi penyebab gizi buruk, lanjut Sultan, perlu dikaji lebih jauh apakah disebabkan karena masyarakat betul-betul miskin atau karena pengetahuan mereka tentangkesehatan yang rendah. Menurutnya, saat ini memang ada pasien balita gizi buruk yang dirawat di Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Wirosaban Yogyakarta. Tapi sebenarnya, angka penderita gizi buruk bisa lebih banyak lagi. Sebab, belum tentu semua keluarga yang mempunyai anak balita yang menderita gizi buruk mau memeriksakan ke dokter atau rumah sakit. Syaiful Amin