Aktivis Penolak Tambang Dibunuh, Apa Kata Gubernur Soekarwo?

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 28 September 2015 15:05 WIB

Gubernur Jawa Timur Soekarwo. TEMPO/Hendriyanto

TEMPO.CO, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengatakan Kepolisian Daerah Jawa Timur harus mengusut tuntas pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan satu petani penolak tambang di Kabupaten Lumajang. Soekarwo juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan kekerasan akibat pembunuhan tersebut.

"Kami minta kepada Kapolda untuk mengusut itu. Jangan sampai ada kekerasan. Jika ada masalah hukum, harus diselesaikan dengan hukum," ucap Soekarwo di Gedung Grahadi, Surabaya, Senin, 28 September 2015.

Dia menjelaskan, jika polisi telah menemukan pihak yang bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, harus ada penindakan sesuai dengan hukum yang berlaku. Soekarwo terus berkoordinasi dengan polisi terkait dengan kasus tersebut. "Yang jelas, ini masalah hukum," ujarnya.

Soekarwo juga berjanji akan melarang penambangan pasir yang merusak lingkungan dan dilakukan secara ilegal. Namun, jika memang penambangan tersebut telah mendapatkan izin, akan dilaksanakan pemantauan tentang proses penambangan tersebut.

Menurut Soekarwo, berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, kewenangan penetapan wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) yang semula ada di tangan bupati dan wali kota dialihkan ke pemerintah pusat dan provinsi. Namun, jika izin usaha pertambangan tersebut telah dibuat sebelum ada aturan tersebut, pencabutan izin tidak dapat dilakukan.

"Hal ini karena aturan tersebut tidak dapat berlaku mundur ketika ada perubahan. Jadi, sesuai dengan UU tersebut, jika ada perjanjian pertambangan setelah UU tersebut berlaku, kami akan laksanakan aturan sesuai dengan UU itu, dan Pemprov Jawa Timur yang akan menerbitkan izin usaha pertambangan dengan aturan yang diperketat," tutur Pakde Karwo--sapaan Soekarwo.

Dua warga Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, diduga menjadi korban penyerangan sekelompok orang pada Sabtu, 26 September 2015. Aksi kekerasan tersebut menimbulkan satu korban tewas dan satu orang kritis. Korban tewas adalah Salim, 52 tahun, warga Dusun Krajan II. Sedangkan yang kritis adalah Tosan, 51 tahun, warga Dusun Persil. Keduanya terlibat dalam aksi menolak penambangan pasir di Desa Selok Awar-awar.

Kedua korban ditemukan di tempat terpisah dengan jarak 3 kilometer. Keduanya mengalami luka akibat dihantam benda tumpul. Salim ditemukan tewas dalam posisi tengkurap dengan kepala menoleh ke kiri dan dua lengannya terikat. Bagian kepala korban terluka parah hingga darah keluar dari telinga, hidung, dan mulut.

Adapun Tosan ditemukan dalam kondisi terluka parah. Saat ini Tosan dirawat ICU Rumah Sakit Bhayangkara.

EDWIN FAJERIAL

Berita terkait

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

13 jam lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

15 jam lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

1 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

1 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

1 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

1 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

2 hari lalu

Mayat Perempuan dalam Koper, Pelaku Pembunuhan dan Korban Telah Dua Kali Berhubungan Intim

Pelaku pembunuhan dan korban telah dua kali berhubungan intim. Permintaan korban untuk segera dinikahi membuat pelaku marah.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper, Pelaku dan Korban Sempat Bertemu di Kantor Sebelum ke Hotel

Polisi menyatakan kronologi kasus mayat dalam koper bermula ketika pelaku bertemu korban di kantor.

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

2 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya