Warga Penolak Tambang Pasir Tewas Dihajar, Walhi Investigasi  

Reporter

Sabtu, 26 September 2015 18:33 WIB

Ilustrasi Pengeroyokan. huffingtonpost.com

TEMPO.CO, Surabaya - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur mengutuk keras tindakan penganiayaan terhadap warga penolak tambang pasir di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Peristiwa penganiayaan itu menyebabkan seorang warga bernama Namri alias Kancil tewas dan seorang lainnya, Tosan, dalam kondisi kritis.

"Walhi akan melakukan investigasi mendalam terkait peristiwa penganiayaan seorang petani yang berujung pada meninggalnya petani tersebut," kata Direktur Walhi Jawa Timur Ony Mahardika, ketika dihubungi Tempo, Sabtu, 26 September 2015.

Dari sisi penegakan hukum, Walhi mendesak polisi segera mengusut kejadian tersebut dan menangkap pelakunya. Walhi sendiri mulai mengumpulkan data sebagai bahan investigasi ke lapangan. "Kami telah berkoordinasi dengan mengambil data dan dokumentasi guna memulai analisa untuk melakukan investigasi," kata Ony.

Sehubungan dengan peristiwa itu Ony meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Lumajang melakukan moratorium penambangan pasir. Sebab selain merusak lingkungan, kata dia, penambangan di Lumajang juga ilegal. "Kami menduga penambangan yang dikelola oleh kepala desa itu tidak ada izinnya," ujarnya.

Sebelumnya, Namri dan Tosan yang pada Rabu, 9 September 2015, ikut unjuk rasa mendukung penghentian penambangan bahan galian C di pesisir Watu Pecak menjadi korban penganiayaan orang tak dikenal. Namri alias Kancil tewas mengenaskan di pinggir jalan, adapun seorang lagi bernama Tosan, luka berat dan kondisinya kritis.

Namri yang saat itu bersiap-siap untuk menggelar aksi dan berkumpul dengan warga penolak tambang sedang jalan kaki. Tiba-tiba ada sekelompok orang yang diduga protambang pasir datang memakai kendaraan sepeda motor lalu menghajar menggunakan kayu dan batu. Namri tewas di jalan tersebut.

Belum puas, sekelompok orang ini lalu mendatangi rumah Tosan. Pelaku yang lebih dari dua orang itu langsung mengejar Tosan dan sempat berkelahi di lapangan desa setempat. Tosan yang sendirian tak mampu melawan hingga menjadi bulan-bulanan. Tosan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Lumajang dalam keadaan kritis.

EDWIN FAJERIAL

Berita terkait

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

16 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

19 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

30 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

39 hari lalu

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

Kursi Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Lumajang dipastikan bertambah menjadi 11 dalam Pemilu 2024 ini. Sementara PKB dan PDIP tetap.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

47 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

58 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

4 Maret 2024

Konflik Buaya dan Manusia di Bangka Belitung Meningkat Akibat Ekspansi Tambang Timah

BKSDA Sumatera Selatan mencatat sebanyak 127 kasus konflik buaya dan manusia terjadi di Bangka Belitung dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

17 Februari 2024

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

Organisasi masyarakat sipil khawatir Prabowo-Gibran melanjutkan program Jokowi yang dinilai merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

29 Januari 2024

Walhi Beberkan Kerusakan Lingkungan Akibat Hilirisasi Nikel di Maluku Utara: Air Sungai Terkontaminasi hingga..

Walhi mengungkapkan kerusakan lingkungan yang diakibatkan hilirisasi industri nikel di Maluku Utara.

Baca Selengkapnya