Gerindra Tuding Pemerintah Tak Serius Atasi Kebakaran Hutan  

Reporter

Kamis, 24 September 2015 16:04 WIB

Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, melambaikan tangan sebelum menjenguk Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali di Rutan Guntur, Jakarta, 4 Juni 2015. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Banjarmasin - Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pemerintah perlu lebih serius menangani persoalan kebakaran lahan dan hutan di Indonesia. Kebakaran yang terus berulang di tempat yang sama, kata Muzani, menjadi bukti pemerintah tidak mau belajar dari pengalaman sebelumnya.

"Pemerintah harus serius dengan meningkatkan pemeliharaan hutan untuk mengantisipasi kebakaran tidak terulang. Kalau sudah kebakaran, kita kedadapan, terkaget-kaget sendiri setelah mengganggu kehidupan kita dan negara tetangga," kata Muzani di Banjarmasin, Kamis, 24 September 2015.

Dari catatan Muzani, anggaran pemeliharaan hutan di Indonesia hanya dialokasikan Rp 50 ribu per hektare dalam setahun. Angka ini, kata dia, menunjukkan pemerintah belum serius memelihara hutan dari kerusakan masif. "Setahun cuma Rp 6,5 miliar, nilai itu setara tiga bungkus rokok. Harusnya polisi hutan ditambah, ada polhut tapi jumlahnya jauh dari memadai," ucapnya.

Menurut dia, pemerintah semestinya mulai mensinergikan antara keunggulan teknologi cuaca dan perencanaan tata kelola hutan dan lahan. Dengan teknologi, kata dia, pemerintah bisa meramalkan langkah apa saja yang mesti diambil untuk mengantisipasi kebakaran. Selain itu, pemerintah perlu payung hukum, menambah anggaran belanja, dan menindak tegas pembakar hutan dan lahan.

Ia mengakui kebakaran hutan dan lahan memang disengaja. Namun butuh langkah antisipasi yang komprehensif. "Kebakaran tahun ini terbesar dengan eskalasi meluas karena kemarau panjang. Tapi mestinya situasi ini sudah dibaca, yang terjadi pemerintah hanya menyalahkan perusahaan A dan B, seolah mencari kambing hitam," kata dia.

Sementara itu, Direktur Wahana Lingkungan Hidup Kalimantan Selatan Dwitho Frasetiandy pesimistis kehadiran Presiden Joko Widodo di Kalimantan Selatan, sukses meredam titik api kebakaran. Alasannya, aparatur negara belum serius menerapkan hukuman bagi pembakar hutan, baik korporasi dan perorangan.

"Kedatangan Jokowi enggak berpengaruh banyak kalau tidak ada penegakan hukum. Presiden harus menetapkan asap ini dalam status darurat, sehingga tindakannya pun direspons oleh semua aparat daerah," kata Dwitho.

DIANANTA P. SUMEDI







Berita terkait

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

48 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

14 Februari 2024

Skema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024

Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.

Baca Selengkapnya

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

24 Januari 2024

Amerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung

Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

17 Januari 2024

Guru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak

KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.

Baca Selengkapnya

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

14 Januari 2024

Menteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim

KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.

Baca Selengkapnya

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

13 Desember 2023

KLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim

KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

26 November 2023

Lahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

10 November 2023

Pemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya