Waduh, 70,2 Persen Pemilih Halalkan Politik Uang

Reporter

Editor

Febriyan

Rabu, 23 September 2015 04:54 WIB

Ratusan massa bentrok dengan aparat kepolisian dari Polres Serang, di Kota Serang, dalam sebuah simulasi pengamanan Pilkada serentak Desember mendatang. TEMPO/Darma Wijaya

TEMPO.CO , Semarang - Lembaga Pengkajian dan Survei Indonesia (LPSI) Semarang menyatakan sebanyak 70,2 persen pemilih di Kota Semarang menilai politik uang atau materi dalam pilkada merupakan sesuatu yang wajar. Temuan ini berdasarkan hasil survey yang dilakukan LPSI di 16 kecamatan di Kota Semarang yang melibatkan 1.250 responden dengan teknik pengambilan sampel secara acak proporsional pada bulan ini.

“Hasil survey ini menunjukan masih kuatnya praktik politik transaksional baik di parpol maupun masyarakat. Ini sudah darurat karena uang menjadi segalanya,” kata Yulianto saat menjadi pembicara sarasehan “Optimalisasi Potensi Media Massa dalam Pilkada 2015” yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia Jawa Tengah, Selasa (22 September 2015).

Parahnya lagi, kata Yulianto, para penerima politik uang itu sudah mengetahui bahwa praktik politik uang itu melanggar hukum dan norma sosial. Yulianto menyatakan temuan ini cukup mengejutkan karena politik uang yang sebenarnya merusak demokrasi justru dihalalkan para pemilih.

Baca juga:
Dilarang Pacaran Santri Ini Bawa Parang ke Ustaz, Lalu…
Wah Eva Celia Dapat Kejutan dari Vidi dan Ariel di Kamar Timur

Salah satu alasan pemilih mau menerima uang karena menganggap tidak ada perubahan kebijakan yang lebih baik setelah pelaksanaan pilkada. Bahkan, kata Yulianto, pemilih menganggap usai pilkada maka calon terpilih tidak bisa memberikan perubahan. “Sekalipun pemimpinya berganti-ganti,” kata Yulianto.

Dalam survey ini, LPSI juga menemukan mulai adanya independensi para pemilih saat menentukan pilihan politiknya. Prosentasenya, sebanyak 49 persen sudah menjadi pemilih otonom. Pemilih ini tidak terikat dengan tokoh masyarakat, parpol, atau orang lain.

"Karena otonom pula sehingga mereka juga punya keputusan sendiri atas pemberian uang dan materi dari calon," kata pengajar Ilmu Komunikasi Undip tersebut.

Yulianto berharap agar media massa sebagai ruang publik bisa menonjolkan berita-berita tentang bahaya praktik politik uang bagi demokrasi di Indonesia. Karena ada praktik politik uang maka hasil akhir dalam pilkada pasti tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.

Bendahara Partai Persatuan Pembangunan Jawa Tengah Ngainirrichadl mengakui fakta praktik politik saat ini memang sangat praktis dan pragmatis. “Bisa jadi karena kemiskinan masih tinggi maka masyarakat butuh yang praktis saja. Kondisi ekonomi yang melambat seperti saat ini mendorong masyarakat lebih pragmatis, tidak lagi ideologis,” katanya.

Ke depan, kata Ngainirrichadl, pendidikan politik ke pemilih harus terus ditingkatkan. Sebab, saat ini demokrasi di Indonesia juga masih dalam tahap transisi.

ROFIUDDIN

Baca juga:
Habis Disebut Tolol oleh Menteri, Gayus Dikepung 40 CCTV dan…
Terbongkar Rahasia Mengapa Messi Sering Gagal Eksekusi Penalti

Video Terkait:



Berita terkait

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

2 hari lalu

10 Makanan Khas Kota Semarang yang Wajib Dicoba: Yang Manis Hingga Asin

Wingko babat merupakan makanan tradisional dari area Kota Semarang. Kudapan dari parutan kelapa, tepung beras ketan dan gula ini cocok buat ngeteh.

Baca Selengkapnya

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

3 hari lalu

Berusia 477 Tahun, Berikut Sejarah Kota Semarang Hingga Peristiwa Pertempuran Lima Hari

Sejarah Kota Semarang bermula pada abad ke-8 M, bagian dari kerajaan Mataram Kuno bernama Pragota, sekarang menjadi Bergota menjadi pelabuhan.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

16 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

46 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

50 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

2 Januari 2024

Polisi Selidiki Kasus Bapak Aniaya Anak hingga Tewas di Semarang

Diduga penganiayaan itu dilakukan karena pelaku ingin melindungi anak laki-lakinya yang lain yang juga adik korban, JW, 18 tahun.

Baca Selengkapnya

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

19 Desember 2023

Berkurangnya Wilayah Resapan Air Kota Semarang Berdampak pada Banjir Menahun

Rentetan banjir menggenangi Kota Semarang pada awal 2023.

Baca Selengkapnya

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

3 November 2023

Daya Tarik Pantai Tirang, Lokasi, Harga Tiket, Rute dan Jam Bukanya

Pantai Tirang di Semarang menawarkan keindahan alam yang memukau, pasir putih, dan beragam aktivitas seru.

Baca Selengkapnya

Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

4 Oktober 2023

Proyek Baru Kereta Cepat Jakarta-Surabaya: Waktu Tempuh di Bawah 6 Jam

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dikabarkan akan diluncurkan mulai 2024 mendatang. Apa saja yang menarik dari kereta cepat ini?

Baca Selengkapnya

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

23 September 2023

Jenazah Ajudan Kapolda Kaltara Diotopsi di RS Bhayangkara Semarang

Jenazah ajudan Kapolda Kaltara Brigadir Setyo Herlambang dibawa ke RS sebelum diberangkatkan ke Kendal.

Baca Selengkapnya