Kebakaran Lahan, Polda Kalimantan Barat Jerat Perusahaan dan Pemilik

Reporter

Editor

Febriyan

Rabu, 23 September 2015 04:24 WIB

Titik api terlihat dalam layar pemantau di Posko Kebakaran Lahan dan Hutan di Manggala Wanabakti, Jakarta, 22 September 2015. Kabut asap akibat kebakaran hutan telah menurunkan kualitas udara dan mengganggu aktivitas warga Riau dan sekitarnya. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Pontianak – Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto mengatakan pihaknya sudah memeriksa secara intensif tiga perusahaan yang terindikasi membakar lahan untuk land clearing. Tiga pemimpin perusahaan ini sudah menjadi calon tersangka.

“Baik pemilik maupun perusahaannya tak akan lolos dari jerat hukum. Berbagai kemungkinan akan kami lakukan untuk pendalaman kasus ini,” ujarnya di Markas Polda Kalimantan Barat, Selasa, 22 September 2015.

Polda Kalimantan Barat sebelumnya sudah meningkatkan status penyelidikan kebakaran lahan menjadi penyidikan. Tiga perusahaan yang dicurigai membakar lahan secara sengaja adalah PT KAL di Dusun Kuala Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara, serta PT SKM di Desa Tanjung Pasar dan Desa Suka Maju, Kecamatan Muara Pawan. Keduanya berada di Kabupaten Ketapang. Sedangkan satu perusahaan, yakni PT RJP, di Dusun Teluk Binjai, Desa Sungai Bulan, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

Dia mengatakan pihaknya akan berhati-hati dalam mengusut kasus kebakaran dan lahan yang dilakukan korporasi. Masalahnya, penyidik tak menemukan siapa orang yang memantik api pertama kali karena, begitu ditemukan, lahan sudah dalam keadaan terbakar. “Siapa yang memantik api pertama, yang akan dikejar jaksa penuntut umum kepada penyidik kepolisian,” ucapnya.

Untuk itu, kata Arief, dia mengedepankan metode ilmiah untuk membuktikan pembakaran ini dilakukan dengan sengaja. Bukan hanya itu, logika hukum dengan melihat kondisi yang dihadapi masyarakat dalam menghadapi bencana asap. Dalam menangani perkara ini, kata dia, harus ada pemahaman yang sama untuk teori pembuktian yang progresif.

Polisi juga akan melakukan pemeriksaan Laboratorium Forensik serta mendatangkan ahli kebakakaran hutan dan lahan, Bambang Hero. Selain itu, untuk menentukan area tersebut masuk konsesi perusahaan atau tidak, pihak kepolisian menyerahkan sepenuhnya kepada instansi terkait. Termasuk dari mana asal api. “Biasanya kalau perkebunan dari luar asal apinya,” katanya.

ASEANTY PAHLEVI

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya