Ketua DPR Setya Novanto dan arlojinya. TEMPO/Dhemas Reviyanto Atmodjo
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto telah kembali dari lawatannya di Amerika Serikat. Setya mengatakan pertemuannya dengan Donald Trump merupakan undangan pribadi yang diinisiasi bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik itu.
Setya mengaku telah berteman dengan Trump sejak lama. Perkawanan mereka tak lain ihwal bisnis Trump yang tersebar di Indonesia. Setya bertemu Trump pada 3 September 2015 pukul 13.30 waktu setempat di Trump Tower New York.
Seharusnya Setya kembali ke Tanah Air pada hari itu karena agenda sidang “The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union" (IPU) di New York, Amerika Serikat, selesai pada 2 September 2015. "Saat itu, agenda acara IPU sedang rehat hingga pukul 15.00 waktu setempat. Saat itulah saya berkunjung ke gedung milik Donald Trump," ujar Setya.
Politikus Partai Golkar dan Trump berdialog soal bisnis dan investasi Trump di Indonesia. Menurut Setya, perbincangan itu terkait dengan kondisi perekonomian dalam negeri. "Donald Trump menyambut baik perbincangan tersebut," tutur Setya.
Alhasil, pertemuan tersebut mendapat respons positif dari Asosiasi Pengusaha Amerika Serikat dan ASEAN yang tergabung dalam US-ASEAN Business Council. Setya berkesempatan mengajak para pengusaha itu berinvestasi di Indonesia. Akhirnya, Setya bertemu dengan beberapa pengusaha Coca-Cola, Phillip Morris, Facebook, Conoco Phillips, dan Apple. "Karena tugas DPR juga bantu pemerintah, fungsi DPR lakukan diplomasi politik dan ekonomi," ucap Setya.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
1 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.