Presiden Jokowi dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo, menuruni tangga pesawat kepresidenan di Bandara Internasional Tokyo, Jepang, 22 Maret 2015. Jokowi akan mengadakan kunjungan kenegaraan selama empat hari di negara ini. YOSHIKAZU TSUNO/AFP/Getty Images
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam acara makan siang bersama sejumlah rektor se-Indonesia, Presiden Joko Widodo curhat tentang berbagai masalah yang mengganjal dan harus diperbaiki demi Indonesia yang lebih baik di masa depan.
Menurut Jokowi, masalah lain seperti politik, stabilitas keamanan sudah bisa diselesaikan dengan cara cepat. “Alhamdulillah masalah politik sudah selesai. Juga stabilitas keamanan tak ada masalah," kata Jokowi, di Istana Negara, Kamis, 10 September 2015. "Tapi untuk keadaan ekonomi, ini menjadi masalah untuk kita semua."
Jokowi memaparkan presentasi perbandingan pertumbuhan ekonomi dari 1998, 2008, dan 2015. Secara rinci dia menjelaskan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dan faktor eksternal maupun internal yang mempengaruhinya. Untuk kemudian mendengarkan masukan dari para rektor itu.
Ada 23 rektor perguruan tinggi yang diundang Jokowi ke Istana. Di antaranya adalah Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis, Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Dede Rosyada, Rektor Universitas Gadjah Mada Dwikorita Karnawati, dan Rektor Universitas Padjadjaran Tri Hanggoro Achmad.
Anggota Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan, undangan makan siang itu sebagai cara Jokowi melakukan interaksi terkait dengan keadaan ekonomi dan politik di Indonesia.
"Sebenarnya ini pertemuan rutin, bertemu berbagai kelompok," kata Ari, di Istana Negara, Kamis, 10 September 2015. "Presiden ingin mendengar perspektif berbagai kelompok terhadap persoalan kebangsaan saat ini."
Ari mengatakan fokus yang ingin ditanyakan Presiden kepada sejumlah rektor itu adalah pengembangan dunia pendidikan. "Rektor-rektor kan memiliki dimensi pendidikan tinggi, research, dan juga hal lainnya yang menjadi konsen para rektor," kata Ari.