200 Hektare Hutan Gunung Papandayan Hangus Terbakar

Reporter

Kamis, 10 September 2015 12:27 WIB

Seorang pecinta alam berjalan di kawasan padang Edelweis yang habis terbakar di kawasan Tegal Alun, Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. 9 September 2015. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Garut - Kebakaran di kawasan hutan Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terus meluas. Area kebakarannya sudah mencapai sekitar 200 hektare, setelah pada hari pertama dan kedua api sudah menghanguskan area seluas 100 hektare. Sebaran titik api diketahui berada di empat lokasi.

Menurut relawan pemadam kebakaran Gunung Papandayan, Iman Sunarya, empat titik api tersebut berada di puncak Papandayan, Tegal Alun, lereng Pasir Malang, dan Gunung Masigit, serta kawasan Pondok Aul yang dekat dengan daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung.

Menurut Iman, ada 60 relawan pemadam api yang terbagi ke empat titik kebakaran tersebut. Mereka berasal dari kalangan komunitas pencinta alam serta warga lokal sekitar gunung. Upaya pemadaman dilakukan dengan berbagai peralatan, seperti cangkul dan gergaji mesin, serta membatasi penyebaran api dengan pembuatan sekat api.

Sekat itu berupa galian lantai hutan selebar 40-100 sentimeter dengan kedalaman 10-20 sentimeter. Gunanya, agar api yang membakar semak dan pepohonan tidak merembet ke vegetasi hutan. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak jika ada bara api yang terbang ke tempat lain akibat embusan angin.

Iman mengatakan kondisi hutan yang banyak ditumbuhi tanaman endemik, seperti pakis--kini dalam kondisi kering--ikut berpotensi meluaskan sebaran api. Adapun pepohonan lain di Gunung Papandayan di antaranya semak belukar, kayu suwagi, jamuju, angrit, kiputri, pasang bereum, pasang kebon, puspa, cantigi, lemo, dan haruman.

Dalam dua bulan ini, terjadi empat kali kebakaran hutan Papandayan. Tiga kebakaran sebelumnya segera diatasi dan tidak meluas. Pada 2002-2007, Papandayan pernah terbakar. "Baru sekarang ini yang terbesar," kata Pipin, relawan lainnya.

Untuk memadamkan api tersebut, para relawan hanya bisa mengharap turunnya hujan. Hujan itu juga diharapkan menumbuhkan kembali tanaman dan pepohonan yang terbakar.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

7 jam lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

5 hari lalu

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

Curah hujan tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak Kamis sore. Tiga warga tertimbun longsor di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

17 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

36 hari lalu

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

42 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

45 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

47 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

47 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

47 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya