Indonesia Rugi Rp 30 Triliun Akibat Penggundulan Hutan

Reporter

Selasa, 8 September 2015 15:37 WIB

Kawasan hutan yang telah gundul di Lahat, Sumatera Selatan, 25 Februari 2015. Indonesia merupakan pemilik hutan hujan tropis ketiga di dunia dengan luas kawasan mencapai 130,68 juta hektare, namun laju deforestasi hutan yang sangat cepat membuat luas hutan terus berkurang. ANTARA/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Pontianak - Koalisi Masyarakat Sipil untuk Penyelamatan Sumber Daya Alam memperkirakan bahwa Indonesia berpotensi mengalami kerugian Rp30 triliun akibar deforestasi di Kalimantan selama lima tahun terakhir.

"Koalisi mencatat potensi kerugian negara berkisar antara Rp 2,1 hingga 6 triliun per tahun. Sehingga total sepanjang 5 tahun sejak 2009 sampai 2013 mencapai 30 triliun rupiah akibat deforestasi," kata Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Barat, Anton P. Widjaya, Selasa 8 September 2015.

Angka kerugian tertinggi penggundulan hutan, kata dia, terjadi di di Kalimantan Tengah seiring dengan tingginya tingkat kerusakan hutan di provinsi tersebut. Kerugian tersebut baru menghitung nilai ekonomi atas provisi sumber daya hutan dan dana reboisasi yang tidak terpungut.

"Angka kerugian yang nyata dirasakan masyarakat akan jauh lebih besar. Belum lagi biaya yang diperlukan bagi negara untuk memulihkan kondisi hutan seperti sedia kala," dia memaparkan..

Koalisi Masyarakat Sipil mengeluarkan pernyataan tersebut dalam rapat konsolidasi di Pontianak, koordinasi monitoring dan evaluasi (kormonev) dalam perumusan rencana aksi GN-SDA dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tanggal 8-9 September 2015.

Luas kawasan hutan Kalimantan yang dikuasai untuk kepentingan perusahaan pun masih tinggi, dengan total luas 47.731.226 hektar atau 88.9 persen dari total luas Kalimantan, yakni 53.544.820 hektar.

Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Selatan Dwitho Frestiandi mengatakan bahwa implementasi rencana aksi dari pemerintah provinsi tidak terlaksana dengan baik selama setahun terakhir. “Masih banyak yang tumpang tindih,” kata Dwitho.

Dia menilai pemerintah daerah cenderung kompromi dan setengah hati. Saat ini, kata dia, lima provinsi di Pulau Borneo sangat rentan terhadap potensi korupsi akibat tumpang tindih penerbitan perizinan di sektor perkebunan, kehutanan dan pertambangan.

Hal itu tidak terlepas dari lemahnya pengawasan dan ketidakpastian hukum dari otoritas daerah. Kalimantan Tengah, misalnya. Dari total hutan seluas 15.5 juta hektar, lahan seluas 4 juta hektar masuk perizinan pertambangan, 4.1 juta hektar untuk perkebunan dan 12 juta hektar untuk izin kehutanan.

Nordin, dari Save our Borneo (Kalimantan Tengah) mengatakan belum ada kemajuan yang serius terkait implementasi GN-SDA, terutama dalam penegakan hukum maupun biaya reklamasi dan pasca-tambang.

Dia menilai KPK belum sepenuhnya menangani pelanggaran yang terjadi di tingkat provinsi. “KPK masih sebatas mengaum, belum menerkam,” kata Nordin. “Konteks penegakan hukum harus tegas. Semua izin yang tidak memiliki kelengkapan syarat harus di-reset. Baru dibuka keran lagi dengan perhitungan yang sangat ketat dan selektif,” katanya. Jumlah konflik pun cenderung meningkat. Untuk tahun 2015 saja, kata dia, distribusi konflik merata di setiap Provinsi Kalimantan.

Besok, Koalisi Masyarakat Sipil akan mempresentasikan hasil kormonev tentang kelautan dan hutan serta perkebunan dengan KPK.“Kami berharap ke depan pemerintah Kalbar dapat mengembangkan tools baru. Kami berharap dengan kormonev, kami akan menemukan titik terang terkait penataan dan perbaikan isu pengelolaan sumber daya alam ini,” kata Direktur Eksekutif Walhi Kalimanan Timur Fathur Rozikin.

ASEANTY PAHLEVI

Berita terkait

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

44 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

54 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

17 Februari 2024

Prabowo-Gibran Menang, Walhi: Perlu Oposisi Kuat Demi Kebijakan Pro-Lingkungan

Organisasi masyarakat sipil khawatir Prabowo-Gibran melanjutkan program Jokowi yang dinilai merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

17 Januari 2024

Terpopuler: Faisal Basri Sebut Sri Mulyani Paling Siap Mundur dari Kabinet, KNKT Didesak Transparan Soal Kecelakaan Kereta

Berita terpopuler hari ini mencakup Faisal Basri yang menyebut Sri Mulyani paling siap mundur dari Kabinet Jokowi.

Baca Selengkapnya

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

28 November 2023

Media Asing Soroti Kecaman WALHI ke PT Astra Agro Lestari

PT Astra Agro Lestari dikritik oleh kelompok lingkungan hidup WALHI.

Baca Selengkapnya

5 Kuliner Khas Pontianak

27 Oktober 2023

5 Kuliner Khas Pontianak

Berikut beberapa kuliner khas kota Pontianak yang tak boleh dilewatkan jika mengunjungi kota ini

Baca Selengkapnya

Jejak Kota Pontianak Didirikan Sultan Syarif Abdurrahham Alkadrie pada 1771

23 Oktober 2023

Jejak Kota Pontianak Didirikan Sultan Syarif Abdurrahham Alkadrie pada 1771

Sejarah Kota Pontianak merentang sekitar 3 abad silam, dan dalam sejarahnya, kota ini dikenal dengan nama Pinyin (Kundian) oleh etnis Tionghoa.

Baca Selengkapnya

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

9 Oktober 2023

Catatan Walhi Terhadap Proyek Rempang Eco City dan Bentrok di Seruyan

Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Indonesia memberikan tanggapan kritis terhadap proyek Rempang Eco City dan konflik di Seruyan.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Pontianak Sempat Tak Sehat, Hari Ini Membaik Berkat Hujan

8 September 2023

Kualitas Udara Pontianak Sempat Tak Sehat, Hari Ini Membaik Berkat Hujan

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak, Kalimantan Barat Syarif Usmulyono mengatakan kualitas udara di Kota Pontianak berangsur membaik.

Baca Selengkapnya