TEMPO Interaktif, Singaraja:Gubernur Bali, Dewa Made Beratha berharap PT Bali Energy Ltd (BEL) dapat menerima penolakan proyek geothermal di kawasan hutan lindung Bedugul. Sebab itu muncul bukan atas keinginan pribadi gubernur, tapi sebagai sikap representatif masyarakat Bali."Kami harap PT BEL dapat mengerti apa yang menjadi dasar penolakan kami. Sikap kami dilandasi oleh aspirasi masyarakat termasuk di dalamnya aspirasi lembaga keumatan di Bali yang meminta proyek itu distop," kata dia menjawab Tempo ketika melakukan kunjungankerja ke Kabupaten Buleleng, Senin (28/11). Tentang kemungkinan PT BEL menggugat, Beratha menukas, "Entahlah! Kami kan belum tahu sikap BEL. Semoga saja pihak BEL mengerti dan tidak melakukan (langkah hukum)." Sebulan lalu Gubernur Beratha mengeluarkan surat penolakan terhadap kelangsungan proyek geothermal di Bedugul tersebut. Masyarakat menyambut baik langkah tersebut. Diduga akibat proyek tersebut permukaan air tiga danau di sekitar lokasi menyusut cukup signifikan.Sejauh ini PT BEL belum bereaksi atas penolakan gubernur, maupun DPRD. "Sebelum ada Keppres baru yang meralatnya, kami tetap bekerja sebagaimana seharusnya," jelas ManajerRepresentatif PT BEL di Bali, Made Astra Tanaya. Pada 1996 PT BEL mendapat kontrak karya dari pemerintah pusat untuk proyek geothermal tersebut. Namun pada 1997, proyek itu ditunda akibat krisis moneter. Pada 2002, melalui Keppres pula proyek itu dihidupkan kembali. Made Mustika