TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menginstruksikan kepada Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi segera membuat aturan kemudahan pencairan dana desa. Musababnya, ia menilai, sampai saat ini proses pencairan dana desa dari kabupaten sangat lambat. "Akhirnya kami sepakat menyederhanakan sistem," kata dia, di kantornya, Kamis, 3 September 2015.
Sistem yang dimaksudkan Kalla adalah sistem yang mampu memberikan pegangan aturan secara jelas sekaligus membantu koordinasi antara kementerian dan cara menerbitkan surat keputusan bersama (SKB). "Supaya jangan ada kesimpangsiuran, untuk menjalin sinkronisasi di beberapa kementerian," ujarnya.
Kalla berharap SKB itu nantinya akan mempermudah para bupati untuk mencairkan dana ke desa-desa. Musababnya, selama ini para bupati enggan mencairkan dana ke desa lantaran belum ada aturan yang jelas dalam proses pencairan anggaran itu. Akibatnya, hingga kini baru 20 persen dana yang tersalurkan ke desa-desa.
Kalla berharap nanti, setelah SKB diteken, dana desa bisa segera didistribusikan. Jika tidak, "Daerah itu akan kami kenai sanksi. Ibaratnya, kalau Anda diberikan uang tapi tak bisa dibelanjakan, ya kan wajar diberikan sanksi," ujarnya.
REZA ADITYA
Berita terkait
Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham
7 hari lalu
Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.
Baca SelengkapnyaGilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk
8 hari lalu
Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.
Baca SelengkapnyaDigagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina
10 hari lalu
Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.
Baca SelengkapnyaDua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong
11 hari lalu
"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong
Baca SelengkapnyaBeda Sikap PDIP dan Relawan Jokowi Soal Wacana Pertemuan dengan Megawati
17 hari lalu
Relawan Jokowi menilai silaturahmi dengan Megawati penting dan strategis dalam kerangka kebangsaan dan kenegaraan.
Baca SelengkapnyaRespons PDIP hingga Istana Soal Wacana Pertemuan Jokowi dan Megawati
20 hari lalu
Istana Kepresidenan menyatakan Presiden Jokowi sangat terbuka untuk bersilaturahmi dengan siapa saja, apalagi dengan tokoh-tokoh bangsa.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang
22 hari lalu
Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.
Baca SelengkapnyaRekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK
22 hari lalu
Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.
Baca SelengkapnyaIstana Minta Maaf, Ini Kronologi Open House Jokowi Ricuh
22 hari lalu
Istana meminta maaf karena tak bisa mengakomodasi semua warga yang mengikuti acara open house Jokowi.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto
22 hari lalu
Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.
Baca Selengkapnya