TEMPO Interaktif, Peureulak:Diserahkannya satu granat oleh Muhammad Nurdin, anggota Laskar Merah Putih warga Desa Buket Pala Kecamatan Rantau Peureulak Aceh Timur, Senin (21/11) lalu kepada pihak Gerakan Aceh Merdeka Wilayah Pereulak membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) berang, menurut Panglima Komando operasi pemulihan keamanan (Pangkoopslihkam) TNI Mayor Jenderal Supiadin, AS., adalah rekayasa Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Menurut Supiadin, Nurdin bukanlah pemegang granat tersebut. "Pemegang granat, sebenarnya adalah Irwansyah yang tertangkap dikebun, tetapi kenapa ketika diserahkan pada AMM? Karena Irwansyahnya lari, selama ini ia bekerja bersama GAM,"katanya, usai upacara pemulangan tahap ketiga berjumlah 1.368 personil di Pelabuhan Umum Kreung Geukuh Aceh Utara, Jumat (25/11). Kasus tersebut baru pertama kali terjadi di Pereulak, namun, Supiadin tidak menganggap persoalan itu sepele. "Irwansyah yang megang granat kok, disuruh nyerahkan Nurdin. Inilah yang kelihatan rekayasa, dan saya tidak senang dengan ini,"katanya. Menurut Sementara senior representative GAM di Aceh Monitoring Mission (AMM) Irwandi Yusuf, dari laporan yang diterima dari lapangan, Muhammad Nurdin dipanggil aparat keamanan sehari setelah penyerahan granat miliknya untuk GAM sekitar pukul 04.00 Wib, Rabu (23/11). "Pengakuan Nurdin, kan, jelas, satu granat itu untuknya dan untuk Irwansyah, tidak mungkin kami merekayasa, tapi saya tidak tau apa pengakuan Nurdin setelah di jemput itu,"katanya santai.Imran MA