Kisah Sultan dan 'Kesaktian' Pusaka Lima Wayang Srikandi  

Reporter

Sabtu, 29 Agustus 2015 08:38 WIB

Pentas wayang bocah dengan lakon Bima Sakti di arena Pazaar Seni di Taman Budaya Raden Saleh, 8 Agustus 2015. Empat dalag cilik besutan Sobokarti Harel, Nandi, Jose, dan Dhimar mengisi agenda Pazaar Seni yang digelar hingga tanggal 16 Agustus 2015. Tempo/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sultan Hamengku Buwono I pernah membuat lima tokoh wayang kulit yang kemudian menjadi pusaka keraton. Ia meramalkan wayang itu akan hilang pada masa Hamengku Buwono II dan kembali lagi pada zaman HB VIII dan HB IX. Menurut dia, apabila kelima tokoh wayang pusaka itu ditemukan semua, maka negara adil, makmur dan sentosa akan tercapai.

"Wayang memang hilang zaman HB III," kata Sri Sultan Hamengku Buwono IX, seperti dikutip dari buku Takhta Untuk Rakyat, yang disunting Atmakusumah Astraatmadja. Pada masa Sultan VIII ada usaha pencarian dan berhasil ditemukan kembali dua buah. "Sesungguhnya, menurut kepercayaan Jawa, pusaka itu bisa menghilang dengan sendirinya dan tanpa dicari dapat kembali pula dengan sendirinya," ujar Sultan IX.

Setelah Bendara Raden Mas Dorodjatun, nama kecil Sultan IX, kembali ke tanah air setelah belajar di Belanda, ada seorang Tionghoa asal Cirebon menemui kakaknya yang tertua. Orang itu ingin mengembalikan pusaka itu ke keraton. Setelah dicocokkan dan diteliti seorang ahli sastra Jawa Keraton, sesuai dengan primbon tentang wayang, pusaka yang dikembalikan itu adalah wayang Arjuna yang dibuat indah sekali.



Dengan demikian, sudah tiga tokoh wayang buatan pendiri kerajaan Mataram ditemukan. Menjelang kelahiran putranya yang pertama, 1946, seseorang dari Ambarawa datang dan menyerahkan wayang Srikandi, istri Arjuna. Menurut cerita si pembawa, semua rumah di sekitarnya musnah terbakar dalam serbuan Belanda. Seakan ada keajaiban, rumah pembawa wayang itu selamat di tengah puing-puing kobaran api.

Sultan sendiri lantas datang ke Ambarawa untuk membuktikan kebenaran cerita orang itu. Atas permintaan si pembawa wayang, putera pertama Sultan supaya diberi nama Arjunawiwaha. "Saya pikir kurang enak bila saya memberi nama Arjunawiwaha. Lalu saya mencari bunyi lain di mana nama Arjuna dimasukkan. Maka anak saya itu pada kelahirannya saya beri nama Herjuno Darpito." Anak itu pula yang kemudian menggantikannya sebagai Hamengku Buwono X.

TIM TEMPO | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

6 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

14 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

18 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

22 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

23 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

29 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

33 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

33 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

53 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya