Air Dieksploitasi, Petani Kudus Kesulitan Air

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 27 Agustus 2015 17:19 WIB

Warga mengisi air bersih yang diantarkan mobil tanki air bantuan pemerintah desa Gayamharjo, Klaten, Jawa Tengah, 7 Agustus 2015. Warga desa setempat sudah sejak sebulan terakhir mengalami krisis air bersih karena sumur-sumur mulai mengering. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Kudus - Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kudus, yang membawahi bidang pembangunan, melakukan inspeksi mendadak di kawasan sumber mata air Pegunungan Muria di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Sebelumnya anggota Dewan telah mendapat sejumlah laporan dari warga serta Aliansi Masyarakat Sumber Mata Air Pegunungan Antieksploitasi Komersial tentang krisis air yang dihadapi warga.

“Eksploitasi air secara komersial ini harus segera dihentikan karena telah merugikan banyak pihak,” ujar Ketua Komisi C DPRD Kudus Agus Imakudin, saat ditemui di salah satu lokasi eksploitasi air, Kamis, 27 Agustus 2015.

Menurut pria yang akrab disapa Udin itu, masalah eksploitasi air Pegunungan Muria telah menjadi ancaman serius bagi para petani yang memiliki lahan di lereng pegunungan. Karena selama ini hasil pertanian palawija yang mereka tanam sangat bergantung pada sumber mata air yang dihasilkan dari pegunungan purba yang menjadi makam Sunan Muria itu.

Selain itu, eksploitasi mata air yang dilakukan secara berlebihan telah menimbulkan konflik sosial antarwarga selama bertahun-tahun, terutama dari kalangan pengusaha air dan petani. “Jika sudah menimbulkan gesekan seperti ini berarti asas manfaat sudah tidak lagi dirasakan oleh warga,” ujarnya.

Selama ini Pemerintah Kabupaten Kudus kesulitan menertibkan pihak-pihak yang telah memanfaatkan sumber mata air secara berlebihan. Hal ini karena belum adanya peraturan daerah yang mengatur pemanfaatan air permukaan tanah. Bahkan walau telah mengakibatkan dampak kekeringan pada musim kemarau. Pihak Satuan Polisi Pamong Praja tak berani menertibkan. “Karena penertiban wewenangnya langsung ke provinsi,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Kudus Abdul Halil.

Apalagi dari puluhan pemilik pipa yang terlihat di sepanjang jalan menuju Makam Sunan Muria, kata Halil, baru tiga yang memiliki izin resmi pemanfaatan permukaan air tanah dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum.

Menurut Kamid, salah seorang petani Desa Kajar, Kecamatan Dawe, di lereng Pegunungan Muria sudah tiga tahun ini mereka kesulitan mengaliri air ke ladangnya. Hal ini akibat dari eksploitasi air secara berlebihan yang mengakibatkan sumber mata air pegunungan itu mengalami kekeringan terutama pada musim kemarau.

Akibatnya hasil pertanian tanaman palawija dari Pegunungan Muria terus menurun setiap tahunnya. “Bagaimana hasil pertanian tidak berkurang, jika selama musim kemarau kami terpaksa tidak bisa bertani,” kata Kamid kepada Tempo.

FARAH FUADONA

Berita terkait

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

1 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

30 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Pemerintah Optimalkan Pemenuhan Kebutuhan Pengungsi Banjir Demak dan Kudus

34 hari lalu

Pemerintah Optimalkan Pemenuhan Kebutuhan Pengungsi Banjir Demak dan Kudus

Pemerintah setempat mendirikan 25 Dapur Umum di 25 titik sebaran untuk memenuhi kebutuhan pengungsi banjir Demak dan Kudus.

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

37 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam 31 Desa di Kudus, Jalur Pantura ke Arah Demak Masih Lumpuh

39 hari lalu

Banjir Rendam 31 Desa di Kudus, Jalur Pantura ke Arah Demak Masih Lumpuh

Banjir sudah merendam total 31 desa di Kabupaten Kudus. Terdapat 39 ribu warga lokal yang terdampak, termasuk tujuh orang korban meninggal.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Kabupaten Demak Terbentuk dari Sebuah Lautan?

39 hari lalu

Bagaimana Kabupaten Demak Terbentuk dari Sebuah Lautan?

Limpahan material hasil erupsi Gunung Muria yang perlahan membentuk delta-delta dan melenyapkan Selat Muria. Kini berubah Kabupaten Demak.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

41 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

45 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

55 hari lalu

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.

Baca Selengkapnya