Diwarnai Intimidasi, KPU Sahkan 4 Calon Bupati Sidoarjo
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Senin, 24 Agustus 2015 18:54 WIB
TEMPO.CO, Sidoarjo - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, resmi menetapkan empat pasang calon bupati dan wakil bupati yang bakal bertarung pada pemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember 2015 mendatang.
Mereka adalah Saiful Ilah (bupati inkumben)-Nur Achmad Syaifudin, Hadi Sutjipto (wakil bupati inkumben) -Abdul Kholik, Utsman Ikhsan-Tan Mei Hwa, dan Warih Handono-Imam Sugiri.
"Keempat pasang calon dinyatakan lolos dan ditetapkan sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo," kata Ketua KPU Sidoarjo, Zainal Abidin, Senin, 24 Agustus 2015.
Pasangan Saiful Ilah-Nur Achmad Syaifudin diusung Partai Kebangkitan Bangsa; Hadi Sutjipto-Abdul Kholik diusung PDI Perjuangan, NasDem, Demokrat, Partai Bulan Bintang, dan Partai Persatuan Pembangunan; Utsman Ikhsan-Tan Mei Hwa diusung Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera; adapun Warih Handono-Imam Sugiri diusung Golkar dan Partai Amanat Nasional.
Menurut Zainal, berdasarkan jadwal yang sudah ditetapkan, tiga hari setelah penetapan calon semua pasangan langsung bisa melakukan kampanye. Waktu kampanye dimulai dari 27 Agustus sampai 5 Desember 2015.
Zainal menambahkan, berdasarkan kesepakatan dengan keempat pasang calon, dana kampanye dibatasi Rp 19 miliar. Saat disinggung masalah keabsahan tiga ijazah tiga dari empat pasang calon, Zainal menyatakan tidak ada masalah. "Setelah kita lakukan verifikasi administrasif dan faktual, semuanya sudah memenuhi syarat," ujarnya.
Sebelumnya keabsahan ijazah tiga calon bupati tersebut sempat dipersoalkan oleh anggota Panitia Pengawas Pemilu Muhammad Rosul. Karena kekritisannya tersebut Rosul mengaku menerima ancaman pembunuhan melalui telepon oleh salah seorang calon.
Akibat intimidasi tersebut Rosul sempat berkonsultasi kepada Badan Pengawas Pemilu Jawa Timur dan mempertimbangkan untuk mengundurkan diri. "Iya benar, memang dia (Rosul) minta pendapat ke kami," ujar Ketua Bawaslu Jawa Timur Sufyanto melalui pesan singkat.
Sufyanto meminta semua pasangan calon untuk tidak melakukan kekerasan kepada pengawas pemilu. Jika memang ada pihak-pihak yang tidak puas ia mengimbau agar menempuh jalur hukum. "Kami harapkan begitu, jangan sampai ada kekerasan," ujarnya.
Ancaman pembunuhan diterima Rosul tak lama setelah lembaganya mengeluarkan rekomendasi agar Komisi Pemilihan Umum Sidoarjo melakukan verifikasi ketat terhadap ijazah tiga dari empat pasangan calon.
Sebab saat mendaftar ke KPU Sidoarjo, Saiful Ilah dan Utsman Ikhsan tidak menggunakan ijazah resmi. Mereka memakai surat keterangan pangganti ijazah yang dikeluarkan dinas terkait. Adapun sekolah Hadi Sutjipto diketahui saat ini sudah tidak ada. Ancaman pembunuhan itu disampaikan pada Kamis, 20 Agustus 2015.
NUR HADI | EDWIN FAJERIAL