FEATURE: Pilkada dalam Intaian KPK

Reporter

Editor

Anton Septian

Senin, 24 Agustus 2015 11:05 WIB

Sejumlah bakal calon kepala daerah menunggu mengisi formulir Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Gedung KPK, Jakarta, 24 Juli 2015. LHKPN menjadi salah satu syarat pendaftaran yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum berdasarkan UU Nomor 1 tahun 2015 yang mengatur pilkada serentak. TEMPO/Eko Siswono Toyudho


Di luar itu, KPK secara khusus memelototi pemilihan di sepuluh wilayah. Daerah tersebut adalah Surabaya, Jambi, Palangkaraya, Banjarmasin, Padang, Tanjung Pinang, Manado, Bengkulu, Palu, dan Tanjung Selor. Kesepuluh daerah dipilih secara acak. KPK akan mengkaji perbedaan pemilihan kepala daerah yang dipantau langsung oleh personelnya dengan yang sebaliknya. “Kami turut mengawal proses pilkada serentak agar bebas korupsi,” kata Pandu. “KPK harus turun tangan.”

Anggota Komisi Pemilihan Umum Hadar Nafis Gumay gembira KPK ikut mengawasi pilkada. “Pekerjaan ini tak kecil dan kami membuka diri kepada banyak pihak untuk memantau,” tuturnya. Dia meyakini peran aktif KPK bisa meningkatkan kualitas pemilihan kepala daerah.

Menurut Hadar, kecurangan berpotensi muncul antara lain lantaran minimnya anggaran penyelenggaraan. Apalagi saat ini anggaran pilkada baru cair separuhnya dari total Rp 5,5 triliun. “Sampai saat ini masih ada daerah yang anggarannya tidak bisa terjamin turun 100 persen,” ucapnya. Anggota KPU daerah berpotensi main mata dengan calon kepala daerah inkumben bila anggarannya tersendat.

Adapun peneliti dari Indonesia Corruption Watch Donal Fariz menyoroti maraknya mahar. Menurut dia, mahar bisa dipungut “prabayar” dan “pascabayar”. Dia mencontohkan kasus Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Sebastian Salang yang dimintai sejumlah uang oleh partai saat akan maju sebagai calon Bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Dengan adanya mahar, Donal mengatakan kepala daerah terpilih kelak bakal berfokus mengembalikan uang yang sudah dikeluarkan untuk partai selama pemilihan. Belum lagi dalam kampanye nanti. “Potensi politik uang akan sama besarnya di pileg dan pilpres,” ujarnya. “Lembaga penegak hukum harus bergerak.”

Selanjutnya >> Catatan Hitam Calon Kepala Daerah

Berita terkait

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

14 jam lalu

Khawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak

Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.

Baca Selengkapnya

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

17 jam lalu

Pengacara Jelaskan Kondisi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Usai Dilaporkan ke KPK

Bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean disebut butuh waktu untuk beristirahat usai dilaporkan ke KPK

Baca Selengkapnya

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

20 jam lalu

Istri akan Dampingi Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Klarifikasi LHKPN di KPK

KPK menjadwalkan pemanggilan Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy Hutahaean, untuk memberikan klarifikasi soal kejanggalan LHKPN

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

23 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

1 hari lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

1 hari lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

1 hari lalu

Penyitaan Rumah dalam Kasus Korupsi, Terbaru Rumah Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka

Penyitaan rumah dalam dugaan kasus korupsi Syahrul Yasin Limpo dan Tamron Raja Timah Bangka. Apa landasan penyitaan aset tersangka korupsi?

Baca Selengkapnya

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

1 hari lalu

2 Selebritas Windy Idol dan Nayunda Nabila Diperiksa KPK, Tersangkut Kasus Korupsi Siapa?

Windy Idol dan Nayunda Nabila Nizrinah terseret dalam dugaan kasus korupsi yang berbeda hingga diperiksa KPK. Apa sangkut pautnya?

Baca Selengkapnya

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

1 hari lalu

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Diseret Urusan PT Cipta Mitra Agro, Pengacara: Itu Bisnis Istrinya

Pengacara eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy merasa heran kliennya diseret dalam kasus yang melibatkan perusahaan sang istri.

Baca Selengkapnya

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

1 hari lalu

KPK Periksa Kepala Bea Cukai Purwakarta Senin Mendatang soal LHKPN yang Janggal

KPK menjadwalkan pemanggilan Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya