Kebakaran Hutan di Jambi Ancam Populasi Anggrek Alam Langka  

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Minggu, 23 Agustus 2015 14:35 WIB

TEMPO/Ishomuddin

TEMPO.CO, Jambi - Kebakaran lahan dan hutan di kawasan Provinsi Jambi sebulan terakhir mengancam kawasan habitat Anggrek hutan alam langka.
"Kawasan luasannya sekitar 240 hektare yang sudah dikonservasi sebagai habitat 84 jenis Anggrek hutan alam, kini terbakar. Sekitar 100 hektare diantaranya sudah hangus dilalap api," kata Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Bestari, kepada Tempo, Ahad, 23 Agustus 2015.

Kini petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi bersama komunitas pencinta Anggrek sedang melakukan upaya pemadaman.

Kawasan hutan habitat Anggrek hutan alam ini menurut Bestari, berada dalam kawasan tiga Desa, yakni Desa Bakung, Jambitulo, dan Desa Mudung Darat, Kecamatan Marosebo, Kebupaten Muarojambi, Jambi. Sebulan terakhir, kawasan ini empat kali mengalami kebakaran.

Menurut Bestari, kawasan tersebut merupakan areal penggunaan lain. "Sehingga diduga kebakaran lahan ini ada unsur kesengajaan dari warga untuk membuka kebun baru dengan cara membakar," ujarnya. "Apinya sulit dipadamkan, karena merupakan kawasan gambut dengan kedalaman mencapai 4 - 5 meter."

Khusus di Kabupaten Muarojambi ini saja, kata Bestari, sedikitnya ada dua titik kebakaran lahan dan hutan yang berlangsung sejak sepekan terakhir. Upaya pemadaman masih terus dilakukan, meliputi kawasan Taman Hutan Raya Tanjung, kawasan gambut Desa Parit, kawasan Desa Arang Arang, dan Taman Nasional Berbak.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jambi, Arif Munandar, kepada Tempo mengakui jika pihaknya kini kewalahan melakukan pemadaman api akibat kebakaran lahan dan hutan. Personil dan.peralatan, kata dia, sangat kurang sementara kawasan yang terbar juga banyak. "Kami telah berupaya mengajukan usulan kepada pemerintah pusat untuk meminta bantuan melakukan hujan buatan dan menyediakan helikopter untuk membuat water boombing," katanya.

Sabtu kemarin jumlah titik panas di daerah ini sebanak 35 titik, menurun bila dibandungkan sehari sebelumnya yang mencapai 37 titik.

Akibat kebakaran lahan dan hutan di daerah ini, muncul kabut asap dan jarak pandang sejak sepuluh hari terakhir berkurang, yakni pada pagi hari hanya 1.500 meter dan siang 4 ribu - 5 ribu meter. Kondisi ini membuat aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi tidak bisa dilakukan pada pagi hari. "Hari ini saja tiga penerbangan jadwal pagi dari Jakarta terpaksa ditunda," kata Agus, salah seorang petugas Bandara Sultan Thaha Syaifuddin.

SYAIPUL BAKHORI

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

44 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

47 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

49 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya