Heboh Calon Dokter 14 Tahun, Pengamat: Hati-hati Akselerasi  

Reporter

Kamis, 20 Agustus 2015 15:13 WIB

Aldo Meyolla Geraldino, 14 tahun Kuliah di UGM. Sumber foto : ugm.ac.id KOMUNIKA ONLINE

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat pendidikan, Doni Koeseoma, mengapresiasi ada anak Indonesia yang baru berumur 14 tahun tapi sudah duduk di bangku kuliah. Walau begitu, ia tidak menyarankan sistem pendidikan akselerasi dilakukan di Indonesia. “Saya sih menentang akselerasi,” katanya saat dihubungi, Kamis, 20 Agustus 2015. (Lihat Video Usia 14 Tahun Aldo Sudah Menjadi Mahasiswa Kedokteran)

Sebelumnya, Aldo Meyolla Geraldino menjadi mahasiswa termuda di Universitas Gadjah Mada tahun akademik 2015/2016. Pada usianya yang baru 14 tahun, remaja kelahiran 19 Desember 2000 ini mampu menembus jenjang mahasiswa dan masuk di Fakultas Kedokteran UGM.

Aldo menamatkan pendidikannya di Sekolah Dasar Negeri 16 Solo, Jawa Tengah, dalam lima tahun. Kemudian ia bersekolah di Sekolah Menengah Pertama 9 Solo. Ia menyelesaikan jenjang SMP dalam dua tahun. Lulus SMP, Aldo melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas 1 Solo. Di SMA pun, dia berhasil lulus dalam dua tahun.

Baca juga:
Diterima di UGM, Calon Dokter Usia 14 Tahun Minta Kado Aneh

JK Damprat Rizal di Depan Presiden, Jokowi Bela Siapa?


Doni menuturkan kelas akselerasi di negara maju biasanya hanya diberikan kepada anak-anak ber-IQ lebih dari 140. Namun, di Indonesia, sekolah menerapkan kelas akselerasi bagi anak-anak normal yang IQ-nya hanya 100-110.

Menurut Doni, ada beberapa akibat buruk kelas akselerasi di Indonesia. Dari sisi pelajar, anak kelas akselerasi bisa lemah dalam mematangkan kepribadian di sosial dan lingkungannya. Sedangkan sari sisi sekolah, ucap Doni, akan banyak lembaga pendidikan yang meningkatkan biaya sekolah dengan menggunakan embel-embel akselerasi. “Sekolah akan mahal, padahal sebenarnya perbedaan kualitas antara kelas biasa dan kelas akselerasi hampir tidak ada,” ujar pendiri Pendidikan Karakter Education Consulting ini.

Doni lebih menyarankan agar sekolah di Indonesia mengikuti masa belajar yang normal, yaitu SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun, dan SMP 3 tahun. “Dengan begitu, sosialisasi dan pengembangan karakter serta kepribadian bisa dilakukan. Jadi, saat kuliah, mereka bisa mandiri,” katanya.

Bila ingin menyelesaikan studi lebih cepat, ia menyarankan dilakukan di tingkat sarjana. “Karena di tingkat itu, secara kepribadian dan ilmu, anak itu sudah akan matang,” ucapnya.

Menurut Doni, tingginya ilmu pengetahuan tidak ada korelasinya dengan kematangan kepribadian. Jadi banyak anak yang sekolahnya sudah tinggi tapi gagap dalam pergaulan sosial lantaran masih belum matang kepribadiannya. Di negara maju, ujar Doni, banyak anak usia muda yang cepat lulus sekolah dan tinggi ilmunya tapi gagal dalam kehidupan. “Bahkan banyak pula yang bunuh diri karena stres lantaran kepribadiannya tidak matang,” tuturnya.

MITRA TARIGAN

Baca juga:


Wah, Gitaris Ayu, 10 Tahun, Bikin Musisi Inggris Terpesona


Kisah Sultan: Saat Bertemu Nyi Kidul pada Bulan Purnama (1)


VIDEO TERKAIT:


Advertising
Advertising

Berita terkait

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

54 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Kementerian Agama Integrasikan PMB PTKIN dengan LPDP

20 Januari 2024

Kementerian Agama Integrasikan PMB PTKIN dengan LPDP

Kementerian Agama mengintegrasikan PMB PTKIN dengan Beasiswa Indonesia bangkit (BIB) dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP.

Baca Selengkapnya

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

18 Januari 2024

Hampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan

Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada atau UGM menerima penghargaan kesetiaan dan purnabakti.

Baca Selengkapnya

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

29 Desember 2023

5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menegaskan UGM telah memiliki sikap dan posisi yang tegas terkait hal itu.

Baca Selengkapnya

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

11 Oktober 2023

Heboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul

Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Hasil SPMB PKN STAN Diumumkan, Berikut Cara Daftar Ulangnya

4 September 2023

Hasil SPMB PKN STAN Diumumkan, Berikut Cara Daftar Ulangnya

Bagi para peserta SPMB PKN STAN yang diterima harus melakukan daftar ulang.

Baca Selengkapnya

Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

25 Januari 2023

Tim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid

Tim Bimasakti Racing Team Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilaporkan telah memulai riset teknologi hybrid untuk mobil formula.

Baca Selengkapnya

Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

5 Oktober 2022

Puluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport

50 mahasiswa UGM menerima beasiswa untuk satu semester sebesar Rp 5 juta dan 10 mahasiswa asal Papua menerima beasiswa biaya kuliah hingga lulus,

Baca Selengkapnya

Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

16 September 2022

Tongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM

pengembangan tongkat pintar UGM bermula dari keinginan tim menciptakan alat sederhana dengan banyak fungsi untuk memudahkan lansia dan tunanetra.

Baca Selengkapnya

Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

14 September 2022

Pengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?

Pakar Teknologi Informasi UGM menilai apa yang dilakukan Bjorka sinyal kritik pemerintah untuk bebenah diri.

Baca Selengkapnya