Sejarawan UGM: Sultan HB IX Gabung Indonesia tanpa Basa-basi

Reporter

Selasa, 18 Agustus 2015 14:55 WIB

Seorang pria membawa foto Sri Sultan Hamengkubuwono IX, saat acara "Jogja Menggugat", di depan Gedung Agung Yogyakarta (5/9). Mereka menuntut Keistimewaan kota Yogyakarta. Foto: ANTARA/Regina Safri

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejarawan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Suhartono, mengatakan Sultan Hamengku Buwono IX merupakan seorang yang visioner dan sangat berpengaruh dalam sejarah terbentuknya republik.

Suhartono mengatakan Sultan tanpa basa-basi terlalu lama, sejak kemerdekaan diproklamasikan Sukarno-Hatta pada 17 Agustus 1945, langsung menyatakan bahwa Yogyakarta berdiri bersama dan masuk di bawah kedaulatan Republik Indonesia melalui maklumat 5 September 1945.

"Meskipun sampai Oktober para menteri era pertama Sukarno-Hatta belum terbentuk," ujar Suhartono dalam diskusi Edisi Khusus Tempo “Teladan Sultan Hamengku Buwono IX” di Hotel Sheraton, Yogyakarta, Selasa, 18 Agustus 2015.

Suhartono mengatakan keputusan HB IX membawa keraton bergabung dengan republik tersebut bukan tanpa pertimbangan dan grusa-grusu. Namun demi mendukung kedaulatan republik yang masih coba diganggu sisa-sisa kekuasaan Jepang dalam berbagai bentuk.

"Jepang di Indonesia saat itu dalam kondisi seperti lagi enak naik kereta tiba-tiba terhenti karena ada kabar kekalahan perang dari Sekutu. Jepang belum terima dan masih ingin berkuasa di Indonesia," kata Suhartono.

Jepang menyerah secara resmi kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 melalui perang di pasifik. Dua hari kemudian, hal ini dimanfaatkan Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan. Keadaan pun tak keruan karena di Indonesia, termasuk Yogyakarta, Jepang masih berkuasa. Konsolidasi dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara agar mau mendukung pernyataan kemerdekaan Indonesia saat itu jelas sangat mustahil dilakukan dan makan waktu terlalu lama.

Dengan demikian, peran dan inisiatif HB IX sebagai salah satu penguasa kerajaan kala itu, yang menyatakan bergabung dengan republik, menjadi pemicu turut tergeraknya kerajaan-kerajaan lain untuk mendukung dan bergabung bersama republik. "Kerajaan-kerajaan di Nusantara turut berperan dalam perjuangan kemerdekaan, tapi mereka kalah saat perang sehingga tak berdaya," tuturnya.

Suhartono menuturkan kemerdekaan Indonesia mungkin menjadi peristiwa dunia yang sangat unik tentang cerita pembebasan dari penjajah. Ada sebuah kebetulan, yakni karena Jepang kalah dari sekuru. “Beda ceritanya jika tanggal 15 Agustus itu Jepang tak menyerah,” ucapnya.

Kabar menyerahnya Jepang direspons dengan cepat. Sukarno-Hatta segera mempersiapkan proklamasi kemerdekaan, sebelum Jepang bangkit dan menyusun kekuatan lebih besar pada daerah jajahan.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

2 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

14 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

28 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

49 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya