Ekspedisi Wacana Gedung Baru DPR

Reporter

Sabtu, 15 Agustus 2015 22:01 WIB

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto dalam Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) tahun 2015 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 14 Agustus 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo batal meneken prasasti pembangunan gedung baru Dewan Perwakilan Rakyat senilai Rp 1,1 triliun seusai sidang Pembacaan Nota Keuangan di Gedung Parlemen, Jumat, 14 Agustus 2015.


Pembatalan ini lantaran Jokowi meminta masalah pembangunan gedung dan anggarannya harus dituntaskan terlebih dulu. "Karena ini menyangkut anggaran dana yang sangat besar," kata juru bicara Presiden Jokowi, Teten Masduki kepada Tempo, Sabtu, 15 Agustus 2015.


Sejak awal, rencana pembangunan gedung ini menuai kontroversi. Sebenarnya bagaimana kronologi rencana pembangunan gedung senilai Rp 1,1 triliun ini? Di bawah ini adalah kronologi rencana DPR membangun gedung baru senilai Rp 1,1 triliun.


2005
Badan Urusan Rumah Tangga Dewan Perwakilan Rakyat melawat ke sejumlah negara untuk membandingkan kinerja wakil rakyat.


2006
Ketua DPR 2004-2009, Agung Laksono, membentuk tim peningkatan kinerja parlemen. Salah satu poin rekomendasi tim ini adalah penambahan tenaga ahli menjadi lima orang. Akibatnya, ruang kerja seluas 32 meter persegi dianggap tak representatif lagi dan mesti diperlonggar.

2008


Advertising
Advertising

Wacana pembangunan gedung baru DPR mentok karena ditolak publik.

2011
Rencana awal, seharusnya pada tahun ini gedung baru DPR 36 lantai dibangun. Anggarannya, Rp 1,1 triliun.

September 2014
Setya Novanto, menjelang terpilih menjadi Ketua DPR, mencetuskan ide membangun gedung parlemen komprehensif dengan aneka fasilitas, seperti perpustakaan, pusat penelitian, dan museum.

November 2014
Roem Kono terpilih sebagai Ketua BURT DPR. Dia langsung melontarkan gagasan membangun gedung baru, karena yang sekarang terlalu sempit. Roem merupakan politikus Partai Golongan Karya, orang dekat Setya.

Februari 2015
Rapat Paripurna DPR sepakat pembentukan Tim Percepatan Reformasi, yang terdiri dari Sekretariat Jenderal DPR dan BURT DPR. Tim ini dipimpin Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Maret 2015
Rapat Tim Percepatan Reformasi dengan para arsitek dan akademikus Universitas Indonesia, dipimpin Setya Novanto. Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Adjar Prayudi juga hadir. Hasil rapat menegaskan perlunya pembangunan gedung baru DPR.

Mei 2015
Di sidang paripurna terakhir masa sidang III 2014-2015, Setya Novanto mengumumkan pembuatan gedung baru. Setya menyebut Presiden Joko Widodo menyetujui pembangunan gedung ini. Bahkan Presiden direncanakan meletakkan batu pertama setelah pidato nota keuangan pada 16 Agustus mendatang.

16 Agustus 2015
Presiden Joko Widodo belum bersedia menandatangani prasasti bersama Setya Novanto. Jokowi ingin proyek gedung baru 'clear' terlebih dahulu.

MUHAMAD RIZKI | WAYAN AGUS PURNOMO | PDAT

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

1 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

2 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

2 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

2 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

3 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

3 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

4 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

6 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

7 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya