Bekas Lubang Galian Tambang Kembali Makan Korban  

Reporter

Kamis, 6 Agustus 2015 19:42 WIB

Tempo/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Balikpapan - Lubang bekas galian tambang batu bara di Kalimantan Timur kembali makan korban. Kali ini menimpa Sanopa M. Rian Gunawan, 14 tahun. Siswa SMP 1 Tenggarong itu, yang tewas setelah tenggelam di lubang bekas galian tambang batu bara PT Cakra Serbaya di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kamis, 6 Agustus 2015, pukul 14.50 Wita.

Dinamisator LSM Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, Merah Johansyah, menjelaskan kronologi peristiwa tewasnya Sanopa. Bermula saat Sanopa dan teman-temannya berenang di lubang bekas galian tambang batu bara PT Cakra. Sanopa tiba-tiba lemah dan tenggelam di lubang dengan kedalaman lima hingga sepuluh meter itu.

Para penyelam dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kutai Kartanegara, TNI, dan Polri, berhasil mengevakuasi tubuh korban yang ditemukan di dasar lubang. Korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Parikesit, Tenggarong. Namun, nyawanya tidak tertolong.

Merah mengatakan, Kecamatan Sebulu terdapat 59 izin tambang batu bara yang terdiri 22 izin produksi dan 37 izin eksplorasi. Adapun di seluruh wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara diperkirakan mencapai 600 izin. “Kabupaten Kutai Kartanegara memang mengobral penerbitan izin tambang batu bara, dan masyarakat yang menjadi korban,” katanya, Kamis, 6 Agustus 2015.

Dia mencatat setidaknya sudah sepuluh jiwa melayang akibat tenggelam di lubang bekas tambang yang ada di Kutai Kartanegara dan Samarinda.

Korban tewas sebelumnya adalah Ardi Bin Hasyim, 10 tahun, yang tenggelam di lubang bekas tambang PT CMS Samarinda pada Mei lalu. Korban merupakan anak pasangan Hasyim dan Nur Aini, yang rumahnya berdampingan dengan lokasi pertambangan.

Jatam sempat merilis nama-nama perusahaan yang dianggap bertanggung jawab atas berbagai peristiwa maut itu, yakni PT Hymco Coal, PT Panca Prima Mining, PT Energi Cahaya Industritama, PT Graha Benua Etam, dan PT Cahaya Energi Mandiri.

Adapun korban tenggelam di area pertambangan di Samarinda, yakni Miftahul Jannah, Junaidi, Ramadhani, Eza, Ema, Maulana Mahendra, Nadia Zaskia Putri, Muhammad Raihan Saputra, dan Ardi Bin Hasyim.

S.G. WIBISONO

Berita terkait

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

10 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

1 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

4 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

4 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

6 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

9 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

12 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

14 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

30 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

31 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya