Kondisi Tersangka Pembantai Istri dan Anak Mulai Stabil
Editor
Endri Kurniawati
Rabu, 5 Agustus 2015 18:38 WIB
TEMPO.CO, Malang - Kondisi pria tersangka pembunuh istri dan anak mulai stabil menjalani perawatan di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Abdullah Lutfianto, 54 tahun, sebelumnya kritis setelah mencoba bunuh diri dengan menenggak bensin bercampur obat asma. Abdullah sempat menjalani cuci darah tiga kali lantaran obat-obatan dan bensin menyebar ke seluruh tubuh.
"Sudah dipindah dari ruang instalasi gawat darurat," kata Kepala unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Malang Inspektur Satu Sutiyo, Rabu, 5 Agustus 2015. Sutiyo menemui Abdullah bersama penyidik lain berencana memintai keterangan. Namun pemeriksaan ditunda menunggu kondisi kesehatannya kembali pulih.
Di dalam ruangan, Abdullah dijaga polisi dan menempati ruangan berjeruji untuk mencegah kabur. Abdullah tergeletak di tempat tidur dengan tangan kiri diborgol ke tempat tidur. Alat bantu pernafasan telah dilepas, tapi selang infus masih menempel di lengannya.
Sejauh ini, penyidik telah memeriksa empat saksi untuk kasus pembunuhan Wiwik Halimah, 48 tahun, dan anak bungsunya, Putri Sari Dewi, 16 tahun. Saksi adalah tetangga yang mengetahui peristiwa itu. Kepolisian Resor Malang, menetapkan Abdullah Lutfianto, warga RT 02 RW 01, Dusun Petangguhan, Desa Argosari, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, itu sebagai tersangka.
Abdullah seorang pengangguran. Sebelumnya ia kuli bangunan. Abdullah sering bertengkar dengan Wiwik sampai ia dilaporkan ke Kepolisian Sektor Jabung pada Senin, 2 Agustus. Padahal, sebelum pembunuhan terjadi, perangkat desa bersama ketua rukun tetangga dan ketua rukun warga sudah berusaha mendamaikan pasangan suami-istri itu.
Polisi menyita dua parang, gagang kayu, pisau cutter berlumuran darah yang ditemukan di bawah tubuh Wiwik sebagai barang bukti. Juga disita botol minuman ringan yang diisi bensin, strip obat asma, serta kantong plastik besar berisi pakaian korban, sprei, dan potongan kulit korban.
Saat kejadian hanya ada tiga orang di dalam rumah. Menurut para saksi, mereka sering bertengkar. Terjadi pertengkaran hebat sebelum peristiwa pembantaian terjadi. Lalu, tersangka mencoba bunuh diri dengan menenggak bensin bercampur obat asma.
EKO WIDIANTO