Cara Menanamkan 9 Nilai Antikorupsi ke Anak

Reporter

Minggu, 2 Agustus 2015 03:59 WIB

Ilustrasi korupsi. vietmeme.net

TEMPO.CO , Makassar:Enam anak duduk melingkar. Salah satunya, Andi Aisyan, 12 tahun, membaca sebuah pertanyaan yang tertera di kartu putih. “Rina meminta pada ayah dan ibunya untuk merayakan ulang tahunnya ke-12 dengan makan di restoran mewah bersama teman sekelas. Tapi, karena sebentar lagi akan lulus SD, kedua orang tuanya menyarankan untuk merayakan di rumah saja.”

Selanjutnya, Aisyan berpikir. Matanya bergerak ke kiri dan kanan untuk mencari jawaban. Setelah merasa yakin, dia pun meletakkan kartu putih tadi pada gambar bertulisan “kesederhanaan”.

Seperti Aisyan, Aden Lutfil, 10 tahun, juga mendapat giliran. Setelah selesai, ia meletakkan kartu pada gambar yang bertulisan “kegigihan”. Tapi, karena jawaban Aden dianggap salah, ia harus mengambil salah satu kartu berwarna merah—berisi hukuman. Di kartu itu, ia mendapat tugas menyanyikan lagu kebangsaan, Indonesia Raya.

Aisyan, Aden, serta empat temannya sedang bermain di sudut edukasi antikorupsi, salah satu ruang bermain yang bisa dinikmati dalam acara Festival Anak Makassar, yang digelar Mal Ratu Indah, Ahad lalu.

Permainan ini dikenal dengan sebutan “Semai”—singkatan dari sembilan nilai. Sembilan nilai yang dimaksudkan adalah kesederhanaan, kegigihan, keberanian, kerja sama, kedisiplinan, keadilan, kejujuran, bertanggung jawab, dan kepedulian.

Caranya cukup sederhana. Setiap anak yang ikut bermain harus mengambil posisi duduk di depan kertas berukuran 1 x 1 meter. Di atas kertas inilah tertera sembilan nilai tadi. Setiap anak akan diberi kesempatan untuk mengambil kartu putih—berisi pertanyaan—yang ditumpuk di sebelah kiri. Lalu kartu merah berupa hukuman di sebelah kanan.

“Jika jawaban salah, peserta akan diminta mengambil kartu merah seperti yang dilakukan Aden,” kata Novati Ety Dungga, 50 tahun, salah satu fasilitator dalam permainan Semai ini.
<!--more-->
Novati, yang juga anggota Komunitas Saya Perempuan Anti-Korupsi, mengatakan permainan Semai ini mengajarkan nilai-nilai dasar dalam kehidupan sehari-hari kepada anak. Seperti kejujuran, kegigihan, dan kesederhanaan. “Nilai-nilai ini mengacu pada sikap antikorupsi.” Menurut dia, menanamkan nilai-nilai antikorupsi pada anak dengan metode bermain akan lebih cepat dipahami dan dimengerti anak.

Di tempat ini, anak-anak juga ditanya tentang arti korupsi. “Korupsi itu mengambil milik orang lain,” kata Aisyan.

Ketua panitia Festival Anak Makassar, Nurfaisyah, mengatakan sengaja mengajak Komunitas Saya Perempuan Anti-Korupsi untuk memberikan pemahaman edukasi tentang antikorupsi kepada anak sejak dini. Hal ini penting karena anak-anak ini kelak akan menjadi calon pemimpin masa depan.

Festival Anak Makassar ini digelar Sobat LemINA, yang melibatkan enam komunitas pemerhati anak, yakni SIGi, Kelompok Pencinta Anak Jalanan (KPAJ), Sokola Pesisir, Komunitas Kospling, Yayasan Lentera Negeri, dan Komunitas Save Street Children.

Komunitas ini mengajak anak-anak dampingan tersebut untuk meramaikan festival ini. Tapi kegiatan ini juga terbuka untuk umum. Anda cukup mendonasikan minimal 20 ribu untuk membiayai kegiatan.

Selain sudut edukasi antikorupsi, ada stan lain, seperti sudut pameran prakarya, sudut belajar kamera lubang jarum, sudut olah barang bekas, dan sudut cipta kartu belajar. Sudut pameran prakarya terletak di sisi kiri pintu masuk SAO Eating Point. Di tempat ini ada prakarya anak-anak, seperti gelang tangan, bingkai foto dari koran bekas, serta tote bag yang terbuat dari kain kanvas.

Tengoklah di sudut belajar kamera lubang jarum. Mereka belajar menggunakan kamera lubang jarum. Lalu di sudut olah barang bekas, anak-anak diajarkan cara membuat tempat pensil dari bahan botol bekas. Hasil karyanya boleh dibawa pulang.

MUHCLIS ABDUH

Berita terkait

KPK Ajak Anak Muda Berpartisipasi pada Festival Lagu Antikorupsi

11 Agustus 2017

KPK Ajak Anak Muda Berpartisipasi pada Festival Lagu Antikorupsi

Festival ini merupakan salah satu upaya KPK dalam pencegahan korupsi di kalangan anak muda.

Baca Selengkapnya

KPK Gelar Festival Lagu Anti Korupsi dengan Juri Sandy Canester

7 Agustus 2017

KPK Gelar Festival Lagu Anti Korupsi dengan Juri Sandy Canester

KPK menyelenggarakan Festival Lagu Suara Anti Korupsi dengan juri Wakil Ketua KPK Saut Situmorang dan Sandy Canester.

Baca Selengkapnya

KPK Bekali Kiat Menolak Korupsi kepada 38 Finalis Putri Indonesia  

27 Maret 2017

KPK Bekali Kiat Menolak Korupsi kepada 38 Finalis Putri Indonesia  

Sebanyak 38 wanita rupawan mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Mereka merupakan finalis ajang Putri Indonesia 2017.

Baca Selengkapnya

Hanya Naik 1 Poin, Istana Berharap CPI Tahun Ini Lebih Baik

25 Januari 2017

Hanya Naik 1 Poin, Istana Berharap CPI Tahun Ini Lebih Baik

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki berharap skor Indeks Persepsi Korupsi (CPI) yang diraih Indonesia pada tahun ini lebih baik lagi.

Baca Selengkapnya

TI: Paket Kebijakan Perbaiki Indeks Korupsi Indonesia  

25 Januari 2017

TI: Paket Kebijakan Perbaiki Indeks Korupsi Indonesia  

Dalam rentang waktu lima tahun terakhir, skor CPI Indonesia naik lima poin.

Baca Selengkapnya

Korupsi (Atas Nama) Partai

24 Oktober 2016

Korupsi (Atas Nama) Partai

Rasanya tidak ada partai politik di Indonesia yang secara resmi memerintahkan kadernya untuk melakukan tindak pidana korupsi yang kemudian harus disetor ke partainya. Yang ada, partai tutup mata atas sumbangan kadernya, seberapa pun besarnya. Partai pada umumnya juga tidak pernah mempertanyakan asal-usul kontribusi dari kadernya. Konon, partai tidak boleh berburuk sangka terhadap kadernya sendiri, kendati jumlah dana yang disetor tidak masuk akal. Biasanya, kader yang banyak memberi dana untuk partai akan mendapat "reward", misalnya akan mendapat prioritas kalau ada lowongan jabatan di kelengkapan DPR, masuk panitia khusus yang menarik, jabatan di internal partai, atau nomor bagus calon anggota legislatif dalam pemilihan umum.

Baca Selengkapnya

Siasat Kenaikan Subsidi Partai

21 Oktober 2016

Siasat Kenaikan Subsidi Partai

Lagi, Kementerian Dalam Negeri melempar wacana kenaikan bantuan keuangan untuk partai politik. Akankah gagasan ini menjadi langkah yang tepat untuk pembenahan partai?

Setahun lalu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo pernah mengusulkan hal yang sama, yakni menaikkan bantuan keuangan partai sebesar Rp 1 triliun untuk semua partai yang memiliki kursi di DPR. Belum sempat direalisasi, usul tersebut kandas akibat penolakan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Resep Denmark Jadi Negara Paling Bersih dari Korupsi  

16 Maret 2016

Resep Denmark Jadi Negara Paling Bersih dari Korupsi  

Apa resep Denmark menjadi negara paling bersih dari korupsi?

Baca Selengkapnya

Survei BPS: Perilaku Antikorupsi Masyarakat Menurun  

22 Februari 2016

Survei BPS: Perilaku Antikorupsi Masyarakat Menurun  

Hasil survei BPS menunjukkan pengalaman antikorupsi

masyarakat lebih rendah dibanding persepsinya.

Baca Selengkapnya

Kabar Baik, Peringkat Korupsi Indonesia Membaik!  

27 Januari 2016

Kabar Baik, Peringkat Korupsi Indonesia Membaik!  

Kenaikan peringkat salah satunya berkat kinerja KPK dalam memberantas korupsi.

Baca Selengkapnya