Kabut Asap, Jarak Pandang di Pekanbaru 1,5 Kilometer

Reporter

Editor

Febriyan

Rabu, 29 Juli 2015 13:11 WIB

Petugas berusaha memadamkan kebakaran lahan yang berada dekat permukiman di Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, 24 Juli 2015. Kebakaran terjadi terjadi karena kemarau dan kebiasaan sekelompok masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan terus menyelimuti wilayah Riau. Kualitas udara kian memburuk. Jarak pandang di Pekanbaru menurun hingga 1.500 meter. Indeks Standar Pencemaran udara dalam kategori tidak sehat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan satelit Tera dan Aqua memantau 40 titik panas tersebar di tujuh kabupaten/kota di Riau. "Titik panas terpantau pukul 07.00 tadi," kata Kepala BMKG Pekanbaru Sugarin, Rabu, 29 Juli 2015.

Adapun titik panas terbanyak berada di Kabupaten Pelalawan 22 titik, kemudian Indragiri Hilir 5 titik, Indragiri Hulu 5 titik, Dumai 3 titik, Bengkalis 2 titik, Siak 2 titik, dan Rokan Hilir 1 titik. "Tingkat kepercayaan di atas 70 persen atau 28 titik," ujarnya.

Menurut Sugarin, secara umum, kondisi cuaca di wilayah Riau dari pagi hingga malam cerah berawan disertai kabut asap tipis. Peluang hujan ringan tidak merata diperkirakan terjadi di Riau bagian utara dan pesisir timur pada sore hari. "Temperatur maksimal 34 derajat Celcius," ujarnya.

Asap mengurangi jarak pandang di beberapa wilayah, seperti Kabupaten Dumai yang hanya mencapai 3 kilometer, Pelalawan 2 kilometer dan Rengat 3 kilometer.

Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan mencatat 1.256 hektare lahan hangus terbakar dalam sebulan terakhir. Kebakaran dominan terjadi di empat wilayah, yakni Rokan Hilir 400 hektare, Pelalawan, 232 hektare, Bengkalis 177 hektare, dan Dumai 124 hektare. "Seluas 1.125 hektare sudah berhasil dipadamkan," kata Komandan Satgas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Brigadir Jenderal Nurendi.

Kontur tanah bergambut ditambah cuaca yang panas menyulitkan petugas dalam memadamkan api. "Lahan yang sempat padam dapat menyala lagi kalau tidak dilakukan pengawasan," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger menjelaskan, saat ini terdapat dua heli yang disiapkan untuk melakukan pemadaman lewat udara atau waterbombing di Riau, yakni Sikorsky dan heli MI 171, serta satu pesawat Hercules untuk memodifikasi cuaca guna menurunkan hujan buatan.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

21 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

46 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

49 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

51 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

51 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

51 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

51 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

56 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya