Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Yogyakarta - Adik-adik Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sultan Hamengku Bawono X berencana tidak menghadiri tradisi ngabekten seusai salat Idul Fitri mendatang. Ketidakhadiran dalam tradisi sungkeman untuk meminta maaf itu lantaran nama Sultan berubah menjadi Sultan Hamengku Bawono Kasepuluh pasca dikeluarkannya sabda raja pada 30 April 2015.
Adik Sultan, Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Prabukusumo, berencana berlebaran di Jakarta saat ngabekten dilangsungkan. “Kami (adik-adik Sultan) semua pergi. Saya ke Jakarta nengok anak-anak dan jalan-jalan,” kata Prabukusumo, Rabu, 8 Juli 2015.
Padahal Prabukusumo biasanya bertugas mempersiapkan prosesi ngabekten itu. Dia akan mengutus abdi dalem untuk mempersiapkan. Tindakan itu dia lakukan semata agar dia tidak meninggalkan kewajibannya mengurus Keraton.
Prabukusumo berharap Sultan mencabut sabda raja dan dhawuh raja serta mengembalikannya pada paugeran yang selama ini mereka patuhi. “Kami ingin kembali rukun lagi. Saya enggak bisa membayangkan Ngarso Dalem yang biasa ngobrol dengan kami tiba-tiba jauh dengan adik-adiknya,” ucap Prabukusumo.
Adapun Sultan tak berselera menanggapi rencana adik-adiknya itu. “Ya (ngabekten) seperti biasa, enggak ada masalah. (Wartawan) takon barang kenapa, wong nanti juga tertutup, kok,” ujar Sultan saat dikonfirmasi di Kepatihan, Yogyakarta, Rabu, 8 Juli 2015.
Ngabekten pada Lebaran nanti akan digelar seusai gerebek pada 18 Juli 2015, bertempat di Bangsal Kencana dan tertutup untuk umum. Seperti biasa, ngabekten akan dilangsungkan dua kali, yaitu pada 18 Juli untuk keluarga dan abdi dalem laki-laki yang sowan kepada Sultan dan keesokan harinya untuk keluarga dan abdi dalem perempuan. PITO AGUSTIN RUDIANA