Ibu angkat Angeline, Margriet Christina Megawe menjadi tersangka kasus pembunuhan Angeline di Markas Polresta Denpasar, Bali, 30 Juni 2015. TEMPO/Johannes P. Christo
Dua jam setelah itu, Christopher kembali menulis pada laman Facebook-nya. Dia melengkapi info soal sayembara yang dia tulis sebelumnya. Kali ini Christopher mencantumkan nominal uang yang akan dia berikan. Jumlahnya Rp 40 juta. Dalam sayembara tersebut, Christopher mencantumkan nomor telepon Yvonne.
Adapun Siti Sapurah mengatakan Christopher hampir mentransfer uang tebusan karena berempati kepada Yvonne. Namun Christopher mengurungkan niat setelah berkonsultasi dengan Siti Sapurah. Siti mengatakan kepada Christopher bahwa pria itu harus lebih berhati-hati karena banyak pihak yang mungkin saja memanfaatkan kasus ini untuk cari keuntungan pribadi.
Hotman mengatakan Siti dan Christopher siap membuat berita acara pemeriksaan di Kepolisian Daerah Bali, Rabu, 8 Juli 2015. Hotman mengatakan Christopher siap menjadi saksi kasus pembunuhan Angeline. "Jika keterangan Chris soal SMS lengkap dan benar adanya, polisi bisa menyeret tersangka lain dalam kasus ini."
Yvonne membantah tudingan Christopher yang menyebutkan bahwa dia yang melakukan aksi penggalangan dana atas hilangnya Angeline. "Tidak tahu saya. (Fanpage penggalangan dana) mereka yang mengelola, bukan kami," ujar Yvonne di Markas Kepolisian Resor Kota Denpasar, Selasa, 7 Juli 2015.
Justru, kata Yvonne, Christopher sendiri yang menawarkan bantuan kepadanya dan memohon izin melakukan penggalangan dana. "Saya mengenal dia sebagai orang baik. Waktu itu dia ingin membantu saya bagaimana melakukan pencarian Angeline,” kata perempuan 37 tahun itu.
Dalam kasus pembunuhan Angeline, Kepolisian Daerah Bali sudah menetapkan Agustinus sebagai tersangka. Belakangan, Kepolisian menetapkan Margriet Christina Megawe sebagai tersangka pembunuh anak angkatnya itu. Margriet dijerat pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman penjara minimal seumur hidup dan pidana maksimal hukuman mati.
