Menlu Australia : Terorisme Gagal Memecah-belah Indonesia-Australia
Reporter
Editor
Rabu, 12 Oktober 2005 15:56 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Ledakan Bom Bali 12 Oktober 2002 yang menelan 202 korban tewas dan ratusan lainnya luka-luka, diperingati untuk ketiga kalinya di Ground Zero Kuta (12/10). Acara itu dihadiri Menteri Luar Negeri Australia Alexander Downer, Duta Besar Australia David Ritchie, Konjen Australia Brent hall, Kepala AFP Mick Kelty, Wakil Gubernur Bali Alit Kesuma Kelakan, Kapolda Bali Irjen Made Mangku Pastika, mantan Kapolri Dai Bachtiar, Bupati Badung A.A Gde Agung, dan keluarga korban bom. "Peringatan ini untuk mengenang sekaligus merayakan yang hidup,"ujar Downer pada sambutannya.Melalui peringatan itu, menurut Downer, akan mengingatkan kepada masyarakat dunia, terutama Asutralia dan Indonesia, untuk selalu berpegang-tangan, kompak penuh rasa persahabatan dalam memerangi terorisme. Selain itu, peringatan ledakan bom setiap tahunnya,bakal membuktikan bahwa teroris telah gagalmemecah-belah masyarakat dua bangsa. "Mari kitabuktikan, bahwa Indonesia-Australia adalah bangsa yangkuat, tidak goyah oleh teror ideologi yang takberguna. Justru terorisme telah menginspirasikebersamaan,"ujar Downer di hadapan sekitar 200-anhadirin. Downer yakin perekonomian Indonesia dan Bali khususnya akan mampu bangkit lagi dalam suasana duka paska bom 1 Oktober. Komitmen Australia akan selalu berada di samping Indonesia dalam memerangi terorisme.Acara yang dimulai jam 08.00 Wita itu dihadirisebagian besar warga Australia yang keluarganyamenjadi korban. Sementara, dari Indonesia hanyasekitar 20-an orang. Setelah sambutan, acaradilanjutkan dengan mengheningkan cipta sellama 202detik untuk mengenang 202 korban tewas. Downer didampingi para pejabat dan para duta besar meletakan karangan bunga di monumen Bom Bali yang dibangun persis di lahan bekas berdirinya Sari Club. Ia lalu mendatangi dan menyalami dan berbincang-bincang dengan keluarga korban tewas yang berasal dari negaranya.Rilla Nugraheni