TEMPO.CO, Yogyakarta - Petani juga bisa kuliah. Inilah yang akan dilakukan Yayasan Kedaulatan Pangan Nasional (YKPN) lewat Akademi Komunitas Lumbung Pangan Terpadu di Daerah Istimewa Yogyakarta. Akademi ini akan menyiapkan pendidikan D-1. Selain untuk lulusan SMA, program pendidikan itu ditujukan untuk petani. “Petani dengan bentuk pendidikan langsung di lahan pertanian,” ujar Ketua Umum YKPN Shoud Aminah Assegaf di kantor Gubernur DIY, Kepatihan Yogyakarta, Selasa, 23 Juni 2015.
Adapun siswa tamatan SMA yang kuliah di akademi ini akan memperoleh pendidikan 75 persen praktek dan 25 persen teori. Tujuan pendidikan di akademi ini adalah melatih petani dan masyarakat DIY agar mampu menghasilkan produk pangan yang bisa diekspor ke sejumlah negara, baik pada bidang pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. “Biar masyarakat DIY juga Nusantara bisa meningkatkan ketahanan pangannya,” kata Shoud.
Hasil dari pendidikan tersebut, menurut Shoud, adalah keharusan petani menghasilkan produk tanaman yang bisa diekspor. Dia menjelaskan YKPN sudah meneken kontrak dengan Singapura dan Brunei Darussalam untuk produk ekspor pangan. “Hasilnya harus dipasarkan ke pasar internasional. Tapi tanpa mengganggu petani yang ada,” katanya.
Selain bekerja sama dengan pemerintah DIY, YKPN juga bekerja sama dengan sejumlah fakultas di Universitas Gadjah Mada (UGM). Meliputi Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Fakultas Kehutanan, dan Fakultas Kedokteran Hewan.
Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan DIY Arofah Nur Indriani menjelaskan, meski ketersediaan pangan di DIY terpenuhi, tidak semua produk pangan tersebut bisa dihasilkan sendiri. Khusus produk sayuran dan susu sapi, DIY mengalami defisit sehingga bergantung pada sejumlah daerah di Jawa Tengah. “Pegunungan Seribu (di Gunung Kidul) dan Menoreh (di Kulon Progo) tidak cocok untuk sayuran,” tutur Arofah.
Sejumlah daerah yang memasok kebutuhan sayur untuk masyarakat DIY, antara lain, dari Muntilan, Kopeng, Dieng, dan Tawangmangu. Adapun susu sapi dipasok dari Boyolali.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita terkait
Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan
2 hari lalu
BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...
Baca SelengkapnyaTerkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina
6 hari lalu
BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina
6 hari lalu
Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.
Baca SelengkapnyaLahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai
8 hari lalu
Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.
Baca SelengkapnyaTerkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah
8 hari lalu
Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.
Baca SelengkapnyaWacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal
8 hari lalu
Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.
Baca SelengkapnyaBulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta
9 hari lalu
Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina
Baca SelengkapnyaLuhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal
10 hari lalu
Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia
Baca SelengkapnyaCerita dari Kampung Arab Kini
11 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
14 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca Selengkapnya