Pangdam Aceh Minta Maaf Karena Prajuritnya Cium Gadis
Reporter
Editor
Minggu, 25 September 2005 19:00 WIB
TEMPO Interaktif, Lhokseumawe: Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan TNI Mayjen Supiadin A.S. meminta maaf atas kejadian adegan ?haru biru?, (20/9), yang dilakukannya prajuritnya. Kejadian prajuritnya itu dianggap bertentangan dengan syariat Islam di Aceh. Pratu Yudi dari Batalion 515 mencium seorang perempuan bernama, Yuni, 28 tahun, asal Lhokseumawe, sebelum pasukannya berangkat ke Pelabuhan Krueng Geukuh, 20/9. Tindakannya dianggap sangat berlebihan karena mereka berdua bukan muhrim. Supiadin menyatakan bertanggung jawab atas tindakan prajuritnya. Menurut dia, tindakan Yudi dilakukan saat prajurit ?sedih dan gembira? karena meninggalkan Aceh dan kekasihnya. ?Adegan haru biru itu hanyalah luapan kegembiraan yang dilakukan anak manusia,? ujar Pangdam Iskandar Muda itu saat memberikan amanat pada upacara pemulangan tiga batalion TNI di Pelabuhan Krueng Geukuh Lhokseumawe, Minggu (25/9).Supiadin menambahkan, tindakan prajurit adalah tanggung jawab pemimpinnya. ?Mohon maaf atas kejadian itu, semoga tidak terulang kembali untuk masa mendatang,? katanya Muslim Harun (40) warga Lhokseumawe mengaku sangat terkejut ketika foto mesra ditampilkan di koran. Menurut dia, di Aceh sejak dulu memandang aneh ciuman di tempat umum. Ia mengharapkan agar petugas syariat Islam tidak diskriminatif. ?Jangan tajam ke rakyat bawah saja,? tuturnya. Imran MA