Rahasia Juara Lomba Tembak TNI: Adaptasi Suhu Dingin

Reporter

Jumat, 29 Mei 2015 21:19 WIB

Selongsong peluru yang dimuntahkan dari senjata SS1 V1 berserakan di kaki angota TNI yang sedang berlatih menembak di Batalion Arhanudse, Semarang, 26 Mei 2015. Raihan 30 medali emas itu lewat kategori Pistol, Senapan, Senapan otomatis, Sniper dan gabungan. Untuk kategori Pistol dan Senapan, senjata diproduksi PT Pindad. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima Komando Cadangan Strategis Letnan Jenderal Mulyono mengaku punya sejumlah rahasia mendidik penembak terbaik di TNI AD yang berhasil menjuarai lomba tembak di Australia beberapa hari lalu. Kontingen TNI AD berhasil memborong 30 dari 50 medali emas yang diperebutkan dalam perlombaan Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM).

"Salah satunya, anak-anak (14 prajurit TNI AD) harus belajar menyesuaikan suhu di Australia yang bisa mencapai 4 derajat Celcius," kata Mulyono kepada wartawan, Jumat, 29 Mei 2015.

Menurut jenderal bintang tiga itu, adaptasi suhu lokasi perlombaan sangat penting bagi keberhasilan tim TNI AD. Sebab iklim di Indonesia jelas berbeda dengan Australia. Bahkan suhu udara di lokasi latihan mereka di Markas Komando Divisi Infateri 1/ Kostrad di Cilodong, Depok, Jawa Barat, bisa mencapai lebih dari 30 derajat celcius.

Walhasil pelatih tembak sering membawa ke-14 tentara pilihan itu untuk latihan di tempat yang punya suhu dingin seperti di Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dan kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. "Di kedua lokasi itu, suhunya mencapai 4 derajat Celcius, jadi hampir mirip dengan Australia," kata Mulyono.

Walau terkesan sepele, dia melanjutkan, persoalan suhu udara dingin mampu menjadi batu sandungan. Jika tidak terbiasa, konsentrasi prajurit akan pecah lantaran memikirkan suhu dingin. Ditambah lagi efek dingin yang membuat tangan gemetar akan mengganggu penampilan tim TNI AD.

"Selain itu di Pengalengan, anak-anak (14 prajurit TNI) belajar mengatasi angin kencang, karena Australia punya angin kencang," kata Mulyono.

Panglima Kostrad juga menceritakan latihan 'aneh' juga pernah dilakukan TNI AD dalam melatih penembak terbaiknya ketika mengikuti kejuaraan menembak ASEAN Armies Rifle Meet di Myanmar pada 2013 lalu. Ketika itu Indonesia menang dengan mengantongi 28 medali emas.

Pelatih tembak TNI AD ketika itu sengaja menciptakan kondisi Myanmar di Markas Kostrad Cilodong, lokasi latihan tim Indonesia. Di Indonesia, prajurit terbiasa menembak dengan latar pepohonan hijau. Sedangkan Myanmar mayoritas memiliki kontur tanah yang tandus dan kering.

"Walhasil kami perintahkan menutup pepohonan di Cilodong sampai terlihat gersang," kata Mulyono. "Cara ini kami lakukan agar prajurit tak kaget ketika menembak di Myanmar dan terbukti hasilnya juara pertama."

INDRA WIJAYA

Berita terkait

Kapendam Cendrawasih Bantah Tambah Pasukan TNI di Paniai Papua

13 hari lalu

Kapendam Cendrawasih Bantah Tambah Pasukan TNI di Paniai Papua

Kapendam XVII Cendrawasih Letkol Inf Candra Kurniawan membantah tudingan adanya pengerahan pasukan gabungan TNI-Polri di Paniai.

Baca Selengkapnya

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

Kisah Doni Monardo Bebaskan Sandera Kapal MV Sinar Kudus dari Perompak Somalia 12 Tahun Lalu

5 Desember 2023

Kisah Doni Monardo Bebaskan Sandera Kapal MV Sinar Kudus dari Perompak Somalia 12 Tahun Lalu

Doni Monardo terlibat dalam pembebasan sandera dan kapal MV Sinar Kudus dari perompak Somalia pada Maret 2011. Begini kronologinya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Satbravo-90, Pasukan Elite TNI AU yang Sukses Jemput WNI di Afganistan

23 Agustus 2021

Mengenal Satbravo-90, Pasukan Elite TNI AU yang Sukses Jemput WNI di Afganistan

Satuan tugas evakuasi yang dibentuk pemerintah berhasil memulangkan para warga negara Indonesia (WNI) dari Afganistan pada Sabtu, 21 Agustus kemarin.

Baca Selengkapnya

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

23 Juli 2018

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M. Sabrar menjelaskan soal pengangkatan menantu AM Hendropriyono, Andika Perkasa menjadi Pangkostrad.

Baca Selengkapnya

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

23 Juli 2018

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

Serah terima jabatan itu, kata KASAD Jenderal Mulyono, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran di tubuh TNI AD.

Baca Selengkapnya

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

22 Juli 2018

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

Tiga orang Letnan Dua Cpn, Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani akan menjadi juru terbang perempuan pertama di lingkungan TNI AD.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

22 Juli 2018

Cerita Prajurit TNI Berlatih Menerbangkan Helikopter Apache

Letnan Satu Cpn Alexius Darma menceritakan pengalamannya berlatih menerbangkan Helikopter Apache AH-64E tanpa melihat.

Baca Selengkapnya

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

22 Juli 2018

TNI AD Siapkan 58 Teknisi untuk Rawat Helikopter Apache

Para teknisi belajar mengenai seluk beluk helikopter Apache selama 6 sampai 8 bulan di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

21 Juli 2018

Mengintip Kandang 8 Helikopter Apache TNI AD di Semarang

TNI AD mengandangkan delapan Helikopter Apache AH-64E terbarunya di Skuadron 11/Serbu, Pangkalan Udara TNI AD Ahmad Yani.

Baca Selengkapnya