Cerita Pengungsi Rohingya: Dibantai, Ditembak, dan Dibakar?  

Reporter

Kamis, 28 Mei 2015 08:08 WIB

Sejumlah pria etnis Rohingya mencukur rambut mereka di luar kamp pengungsi di Sittwe, Myanmar, 21 Mei 2015. Mereka mengatakan beberapa pengungsi sempat diperdagangkan sebelum angkatan laut Myanmar menemukan mereka. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Makassar - Pengungsi Rohingya di Kota Makassar menceritakan bagaimana kisah mereka selama hidup di Myanmar sehingga harus bertaruh nyawa mengungsi ke Indonesia. “Kesalahan kami di Myanmar adalah karena kami beragama Islam,” kata Mohammad Toyub, pengungsi Rohingya di Makassar, Kamis, 28 Mei 2015.

Toyub mengatakan pemerintah Myanmar tidak mau ada orang Islam. Bahkan rakyat Myanmar non-muslim juga ikut membantu pemerintah membantai orang Islam: ditembak dan dibakar. “Targetnya bagaimana menghabiskan orang Islam. Padahal orang Islam Rohingya adalah penduduk asli di sana,” kata Toyub.

Menurut Toyub, agama Islam tidak bebas berkembang di Myanmar. Masjid dibongkar dan dibakar. Tidak bisa azan. Untuk berusaha juga tidak bisa. Setiap ada umat Islam yang pergi ke pasar, harta mereka akan dirampas. Jika tidak mau memberikan harta, umat Islam akan ditembak. “Jadi bagaimana kami mau hidup,” kata Toyub.

Untuk sampai ke Makassar pada 2012, Toyub menambahkan, pengungsi masuk ke Indonesia melalui Malaysia dengan kapal laut. Dari Malaysia pengungsi menuju ke Medan. Mereka kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

“Rencana mau ke Australia cari suaka. Tapi selama 3 tahun menunggu beum ada kepastian apakah Rohingya bisa masuk ke Australia,” kata Toyub.

Selama di Makassar, pengungsi Rohingya mengaku tidak banyak kegiatan karena dilarang bekerja. “Kegiatan kami hanya beribadah, makan, dan minum. Itu saja,” kata Toyub.

Sekitar 200 pengungsi Rohingya berada di Kota Makassar. Kelompok etnis minoritas dari Myanmar itu mulai tinggal di Kota Makassar pada 2011. Mereka tidak bersamaan tiba di daerah ini, melainkan bertahap. Mereka mengaku hanya sementara menetap di Indonesia lantaran berharap segera dibawa ke negara tujuan mereka.

Selama ini, pemerintah Myanmar menganggap masalah pengungsi Rohingya yang mengungsi ke Indonesia, Thailand, dan Malaysia merupakan persoalan perdagangan manusia. Pemerintah Myanmar menolak disalahkan atas kasus pengungsi Rohingya.

Menurut pemerintah Myanmar, tidak ada bukti bahwa pengungsi Rohingya adalah warga asli Myanmar. Myanmar menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari Bangladesh dengan sebutan Bengalis. Padahal, suku Rohingya sudah ada di Myanmar selama beberapa generasi.

MUHAMMAD YUNUS

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

23 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya