TEMPO Interaktif, Jakarta:Seorang anak buah kapal berkewarganegaraan Cina tewas dan dua orang lainnya terluka ketika TNI AL menembak kapal pancing mereka di Laut Arafura. "Satu orang anak buah kapal tewas dan dua lainnya terluka. Semua warga negara Cina," ujar Kapten Melis dari Pusat Informasi Armada Laut Bagian Timur di Surabaya, Jawa Timur.Sementara itu, Juru Bicara Kedutaan Besar Cina di Jakarta, Xie Yong Hui, mengatakan pihaknya telah mendapat informasi mengenai kejadian itu dari TNI AL. "Kami dalam proses verifikasi," katanya.Melis mengatakan, insiden tersebut terjadi hari Senin (19/9), ketika KRI Tanjung Dalpele mendekati empat kapal yang ditengarai melakukan pemancingan ilegal di Laut Arafura antara Papua dan Provinsi Maluku. Tiga dari empat kapal melarikan diri, dan KRI Tanjung Dalpele bermaksud mendatangi kapal keempat, MV Fu Yuan Yu, yang berbendera Cina."Kami menyapa kapal itu lewat kontak radio dan semaphore (kode bendera) tapi tidak mendapat balasan. Bukannya mengindahkan perintah kami untuk berhenti, kapal itu malah mencoba kabur," ungkap Melis.Melis menjelaskan, setelah tiga kali tembakan ke udara, kapal Cina itu tiba-tiba berubah haluan seperti hendak menabrak KRI Tanjung Dalpele, dan sebuah tembakan pun dilepaskan di sisi bagian samping kapal Cina itu.Tembakan diarahkan ke bagian bawah buritan kapal dengan maksud hanya merusak rotornya. "Tembakan itu setelah semua prosedur dilakukan," kata Melis.Anak Buah Kapal (ABK) yang mati dan terluka ditemukan setelah TNI AL menaiki kapal itu. "Kapal dan korban semuanya telah dibawa ke Pangkalan Angkatan Laut di Merauke," ungkap Melis. Dia juga mengatakan, selain keempat korban, kapal itu juga mengangkut 13 orang lain yang juga berkewarganegaraan Cina.Pihak TNI AL memang sedang giat untuk menangkap pemancing ilegal dari luar negeri yang masuk wilayah perairan Indonesia.AFP/adi waluyo
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
7 hari lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.