Tragedi Merapi: Cuaca Memihak Tim Evakuasi Erri Yunanto  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 19 Mei 2015 12:11 WIB

Foto yang menunjukkan posisi terakhir Eri Yunanto, yang dipotret sesaat sebelum terjatuh ke kawah Gunung Merapi pada Sabtu kemarin. Menurut saksi, ia terjatuh karena terpeleset seusai berfoto dari atas Puncak Garuda. TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Boyolali - Upaya evakuasi terhadap jenazah Erri Yunanto, mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta, pendaki yang terjatuh ke kawah Gunung Merapi, kembali dilanjutkan. Cuaca di puncak Merapi cukup kondusif tanpa kabut. Asap sulfatara juga hanya mengembus tipis dari dalam kawah.

"Suhu di dalam kawah lebih rendah dibanding dengan kemarin," kata Koordinator SAR Boyolali, Kurniawan Fajar, Selasa, 19 Mei 2015. Suhu dapat dipindai melalui peralatan thermal camera yang digunakan oleh tim evakuator. Suhu di dalam kawah Merapi saat ini tercatat 120 derajat Celsius. (Baca: Begini Tubuh Erri Yunanto Dievakuasi dari Kawah Merapi)

Tubuh Erri berhasil ditemukan dan diangkat dari dalam kawah, Senin siang. Proses pengangkatan sempat terhenti lantaran cuaca yang kurang mendukung. Menurut Kurniawan, proses pengangkatan jasad Erri diharapkan selesai tengah hari. "Nantinya langsung dibawa turun ke bawah," katanya. (Simak: Momen Mendebarkan Sebelum Erri Jatuh ke Kawah Merapi)

Erri yang tercatat sebagai Mahasiswa Semester VI, Jurusan Teknik Industri, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, terjatuh ke kawah Merapi sekitar pukul 11.00, Sabtu, 16 Mei 2015. Dia diduga terpeleset saat hendak turun dari ujung salah satu sisi dinding kawah Merapi, yang biasa disebut Puncak Garuda. (Baca: Tim SAR Berhasil Dekati Tubuh Erri Yunanto di Kawah Merapi)

Martin Yanuar, relawan anggota tim Search Rescue Unit, mengatakan ada 70 orang yang terlibat proses evakuasi. "Hari ini tim akan turun ke dalam kawah. Anchor (jangkar pengikat tali) sudah dipasang," kata Martin di Kampus Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Senin siang, 18 Mei 2015. (Baca pula: Beredar Foto Erri Sebelum Jatuh ke Kawah Merapi)

Tim penyelamat, menurut Martin, sudah menyusun strategi teraman untuk mengevakuasi mahasiswa asal Yogyakarta tersebut. Posisi jasadnya berada di kedalaman sekitar 150 hingga 200 meter. Tim penyelamat sempat memakai pesawat tanpa awak atau drone untuk mencari tubuh Erri.

Menurut Martin, medan magnet di sekitar kawah Merapi terlalu kuat sehingga gambar yang direkam kamera drone tidak jelas. Gambar baru terlihat ketika tim memakai teropong binokular dari sekitar puncak. Tim yang terdiri atas gabungan relawan dari 14 organisasi berencana memakai strategi evakuasi manual.

Mereka sudah menancapkan jangkar yang bisa mencengkeram lapisan tanah rapuh di sekitar dinding curam kawah Merapi. Ada empat titik jangkar pengikat tali yang dijaga enam orang untuk mengawasi kondisi cengkeramannya. Jangkar ini berfungsi mengikat tali yang menarik tandu untuk mengangkat tubuh Erri. (Simak: Evakuasi Erri dari Kawah Merapi, Apa Pesan Mbah Rono)

Satu anggota akan turun ke kawah Merapi dengan bekal tabung oksigen yang berfungsi 15 menit. Martin mengatakan puluhan relawan penyelamat lainnya akan menarik tali dari pinggiran kawah. Jangkar sudah dilengkapi dengan perangkat holling set yang mencegah tali mulur kembali setelah ditarik.

Strategi ini berisiko tinggi karena kondisi dinding kawah terdiri atas batuan rapuh. Selain itu, suhu dalam kawah lumayan tinggi dan ada kemungkinan mengeluarkan gas beracun sewaktu-waktu, sehingga penyelamat butuh tabung oksigen. "Tapi cuaca sedang bagus dan catatan seismograf tidak menunjukkan gejala ada getaran kuat," ujar Martin. (Baca: Mencari Erri, Jalur Pendakian Merapi Ditutup Sementara)





Ketua Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Atmajaya Yogyakarta Palawa, Revi Serviyani, 21 tahun, mengatakan Erri jatuh ke kawah Merapi saat hendak turun dari tebing bekas puncak Garuda. Erri turun merangkak dari tebing, tapi tebing pijakan di kaki kanannya ambrol. "Jatuhnya ke arah kanan," kata Revi.

Revi menuturkan kronologi jatuhnya Erri diperoleh dari keterangan Dicky yang menemani Erri sampai ke bekas puncak Garuda. Awalnya, rombongan Erri berjumlah enam orang. Empat orang hanya sampai di pos Pasar Bubrah Gunung Merapi jalur pendakian Selo, Boyolali. Erri dan Dicky melanjutkan perjalanan ke bekas puncak Garuda pada pukul 09.00 WIB, Sabtu, 16 Mei 2015.

Revi menjelaskan rombongan Erri berangkat dari Yogyakarta pada Jumat malam, 15 Mei 2015. Baru pada pukul 04.00 WIB, Sabtu, 16 Mei 2015, keenam orang tersebut mulai mendaki lewat pos Selo, Boyolali. "Pendakian mereka legal karena lewat basecamp dan bayar retribusi," kata Revi. (Baca: Kronologi Erri Terjatuh ke Kawah Gunung Merapi)

AHMAD RAFIQ | KHAIRUL ANAM | NIEKE INDRIETTA| BC

Berita terkait

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

4 menit lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

5 menit lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

18 menit lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

23 menit lalu

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

Dewi mempertanyakan jumlah tanah yang sudah dikembalikan kepada rakyat dalam agenda reforma agraria Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

24 menit lalu

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

Layanan pinjol ilegal PundiKas menstransfer sejumlah uang tanpa persetujuan yang diklaim sebagai utang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

30 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

34 menit lalu

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

Penyidik mempunyai bukti bahwa Panji Gumilang pada tahun 2019 telah menerima pinjaman dari bank sejumlah Rp 73 miliar.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

34 menit lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

34 menit lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

34 menit lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya