Kisah Guru Lulusan Sarjana yang Digaji Seharga 5 Gorengan

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 15 Mei 2015 06:13 WIB

Susita sedang mengajar siswa-siswanya di Mts Syuhada, Bengkulu. TEMPO/Phesi Ester Julikawati

TEMPO.CO, Bengkulu - Susita, 23 tahun, sarjana lulusan FKIP Geografi Universitas Hazairin Bengkulu. Ia berprofesi sebagai guru Madrasah Tsanawiyah Syuhada Desa Aur Cina, Kecamatan Selagan Raya, Kabupaten Mukomuko. Untuk pengabdiannya ini Susita digaji senilai lima gorengan atau Rp 5.000 per jam.

"Hanya ini yang bisa saya buat untuk kampung saya, gaji itu hanya untuk pengganti bensin, dan saya tidak pernah minta," kata gadis belia, yang biasa mengajar ilmu pengetahuan sosial dan muatan lokal tentang lingkungan hidup, ini kepada Tempo di Bengkulu, Rabu, 13 Mei 2015. (Baca: Kenalkan Susita, Guru Cantik yang Digaji Seharga 5 Gorengan)

Sejak lulus kuliah pada 2014, Susita langsung pulang kampung. Dia diminta Muhammad Zabur, pemilik MTs Syuhada, untuk mengajar di sekolah gratis miliknya. Bagi Susi gaji bukan hal utama. Baginya pendidikan anak-anak di desanya jauh lebih penting. Selama ini banyak anak usia sekolah itu gagal melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena tak ada biaya.




Susita mengaku sepekan dia mengajar tiga kali dengan total jam mengajar 10 jam per pekan. Sehingga setiap bulannya Susi hanya mengantongi Rp 200 ribu, sebagai pengganti uang bensin untuk mengajar. Untuk mengajar biasanya ia menggunakan kendaraan bermotor. Jalan yang dia lalui penuh koral dan penuh lubang. (Baca: Guru Cantik Bergaji Seharga 5 Gorengan Juga Jago Merias)

Jika musim penghujan jalanan ini berlumpur dan licin. Namun hal itu tidak menghalanginya, untuk berbagi ilmu dengan anak-anak didiknya di sekolah yang berada di tepian hutan tersebut. "Kalau bukan kita siapa lagi," ujar Susita.

Susita tidak sendiri, perjuangan meningkatkan taraf pendidikan bagi masyarakat di desanya dilakukannya bersama 14 orang guru lainnya. Mereka mendapatkan gaji yang sama, dan terkadang harus bersabar hingga beberapa bulan. Terkadang mereka mengajar dengan membeli bensin dari kantong sendiri. (Baca: Cara Guru yang Digaji Seharga 5 Gorengan Gapai Asa)

Mereka semua adalah anak-anak asli kampung tersebut. Seperti juga Susi, setelah menyelesaikan pendidikan di bangku kuliah mereka kembali ke desanya. Mengabdi untuk berbuat sesuatu bagi anak di desa mereka agar dapat mendapatkan pendidikan yang lebih baik.




Susi merasa apa yang dia dan teman-temannya lakukan memberi banyak perubahan di desa terutama dalam hal pendidikan. Sangat jarang saat ini melihat anak di desanya yang tidak sekolah. "Allhamdulillah saat ini, tidak ada lagi anak kami yang tidak sekolah karena alasan tidak ada biaya," tuturnya.

Semua ini, menurut Susita, tidak terlepas dari ide dan perjuangan Zabur untuk mendirikan sekolah menengah gratis di kampung mereka. Sosok Zabur, menurut Susita, adalah sosok yang sangat dibutuhkan bagi desa mereka. Karena sebelumnya tidak ada orang yang peduli terhadap persoalan pendidikan tersebut.

Susi berharap sekolah yang dibangun Zabur dapat terus berkembang dan semakin baik. Ia meminta pemerintah membantu fasilitas sekolah milik Zabur mulai dari buku dan media pembelajaran lainnya, yang saat ini masih sangat minim. Sehingga di masa mendatang fasilitas itu semakin baik, setidaknya sama dengan sekolah umumnya.

Salah seorang orang tua murid, Janin, 40 tahun, mengaku keberadaan sekolah MTs Syuhada milik Zabur sangat menolong mereka. Karena jika tidak ada sekolah tersebut, anak-anak mereka pasti putus sekolah karena tidak ada biaya.

"Kehidupan kami di sini sulit. Jika harus sekolah keluar dari kampung, kami tidak akan sanggup memenuhi biaya transportasi dan uang sekolah. Apalagi di sekolah Pak Zabur anak kami juga mendapat ilmu agama yang lebih banyak ketimbang sekolah umum," ucap Janin.

PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita terkait

Kenapa Kepergian Kejati Sumbar Asnawi dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi Disorot?

31 hari lalu

Kenapa Kepergian Kejati Sumbar Asnawi dan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi Disorot?

Kepala Kejati Sumbar Asnawi bepergian dengan Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi ke Arab Saudi ke Arab Saudi mendapat sorotan. Ada apa?

Baca Selengkapnya

Disdik Jakarta Buka Posko Pelayanan KJMU, Ini Sebaran dan Jadwal Operasinya

44 hari lalu

Disdik Jakarta Buka Posko Pelayanan KJMU, Ini Sebaran dan Jadwal Operasinya

Disdik DKI jakarta telah menyiapkan posko pelayanan untuk program KJMU. Tujuannya, untuk memastikan bantuan pendidikan lebih tepat sasaran.

Baca Selengkapnya

Polemik KJMU, DPRD DKI Usulkan Kenaikan Anggaran Pendidikan

54 hari lalu

Polemik KJMU, DPRD DKI Usulkan Kenaikan Anggaran Pendidikan

DPRD DKI akan memanggil Dinas Pendidikan terkait polemik KJMU.

Baca Selengkapnya

KJMU Disoroti, Simak Aturan Baru hingga Syarat Pendaftaran

55 hari lalu

KJMU Disoroti, Simak Aturan Baru hingga Syarat Pendaftaran

Pencabutan KJMU oleh Pemerintah DKI Jakarta menjadi sorotan perbincangan publik di media sosial

Baca Selengkapnya

JPPI Kecam ASN yang Diduga Kampanye Ajak Guru Pilih Paslon Tertentu

18 Januari 2024

JPPI Kecam ASN yang Diduga Kampanye Ajak Guru Pilih Paslon Tertentu

JPPI meminta agar mereka yang terlibat dalam kampanye mendapat sanksi.

Baca Selengkapnya

Angka Buta Aksara di Papua Capai 19 Persen, ini Langkah yang akan Dilakukan Disdik

17 Januari 2024

Angka Buta Aksara di Papua Capai 19 Persen, ini Langkah yang akan Dilakukan Disdik

Angka buta aksara secara nasional itu mencapai 1,8 persen.

Baca Selengkapnya

Warga Sanggah Data Terbaru KJP Plus: Kehidupan Saya Masih Sama ...

3 Desember 2023

Warga Sanggah Data Terbaru KJP Plus: Kehidupan Saya Masih Sama ...

Seorang warga penerima KJP Plus mengaku anaknya telah mendapat KJP Plus sejak 2017, tapi tiba-tiba dicabut usai Dinas Pendidikan bersih-bersih data.

Baca Selengkapnya

Cerita Penerima KJP Plus yang Datanya Dicoret: Angkot Dibilang Mobil Mewah?

29 November 2023

Cerita Penerima KJP Plus yang Datanya Dicoret: Angkot Dibilang Mobil Mewah?

Penyisiran ulang data penerima bantuan sosial oleh Pemprov DKI berdampak antara lain dicoretnya sebanyak 75.497 siswa pemegang KJP Plus.

Baca Selengkapnya

70 Gedung Sekolah di Kota Serang Alami Kerusakan Berat

28 November 2023

70 Gedung Sekolah di Kota Serang Alami Kerusakan Berat

Menurut Suherman, kerusakan gedung sekolah itu akan segera ditangani.

Baca Selengkapnya

Atap Sekolah Roboh, Sebagian Rombel SDN Pondok Cabe Udik 2 Numpang Dulu ke Sekolah Terdekat

27 November 2023

Atap Sekolah Roboh, Sebagian Rombel SDN Pondok Cabe Udik 2 Numpang Dulu ke Sekolah Terdekat

Setelah peristiwa atap sekolah roboh Sabtu lalu, Disdikbud Tangsel akan memprioritaskan renovasi total SDN Pondok Cabe Udik 2.

Baca Selengkapnya