Pengikut Agama Tao di Jawa Tengah Terancam Punah  

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 14 Mei 2015 15:57 WIB

Imam Tao merokok sebelum ritual di pulau Cheung Chau, Hong Kong (5/5). Festival ini juga dipercayai dapat mengusir hantu dan roh gelisah. REUTERS/Bobby Yip

TEMPO.CO, Semarang - Penganut agama masyarakat Tionghoa, yakni agama Tao, di sepanjang pesisir pantai utara Jawa Tengah terancam punah. Hal itu dibuktikan minimnya warga Tionghoa mendatangi klenteng yang selama ini menjadi tempat beribadah.

“Hanya lima orang yang biasa beribadah di sini, itu pun dua di antaranya dari Semarang,” kata pengelola klenteng Po Ang Hio di Kabupaten Demak, Go Eng Lok.

Menurut Go Eng, tekanan pemerintah Orde Baru selama 32 tahun membuat pengikut agama Tao yang sebelumnya menjadi kepercayaan Tionghoa berpindah agama. “Padahal kami tak melarang mereka yang pindah agama agar tetap bersembahyang di sini,” ujar Go Eng menambahkan.

Minimnya jemaah membuat klenteng Po Ang Hio selalu sepi, kondisi ini juga mempengaruhi klenteng yang tak lagi mampu memanfaatkan lembaga warisan leluhur Cina itu menampilkan kegiatan seperti kesenian barongsai.

Go Eng menjelaskan, saat ini tak ada lagi aktivitas latihan tetabuhan dan tarian barongsai. Sejumlah barang dan tetabuhan milik klenteng telah tertata membisu di ruang brangkas klenteng.

Go Eng yang baru terpilih menjadi perawat klenteng mengaku sepinya aktivitas itu terjadi sejak tahun 2014, meski begitu ia kurang tahu pasti penyebabnya. “Itu kebijakan pengurus,” katanya.

Krisis jemaah agama Tao juga diakui pengelola klenteng Hok Khing Bio di Juwana, Kabupaten Pati. Di klenteng itu biasa digunakan ibadah umat agama Tao dan Khonghucu. Namun jemaah kepercayaan agama belum mampu meramaikan klenteng yang telah ada sejak 1820.

“Makanya setiap hari klenteng hanya dibuka jam lima pagi dan tutup jam 8 pagi, kalau banyak orang jagong paling malam jam tak lebih dari jam 11 malam,” ujar Tony, pengelola klenteng Hok Khing Bio di Juwana.

Menurut Tony, jemaah klenteng ini rata-rata justru orang luar kampung pecinan di sekitar Juwana, kadang para jemaah awalnya sekadar lewat dan mampir karena kepercayaan yang sama. Hal itu menjadi alasan pengelola klenteng tak menetapkan jadwal khusus untuk ibadah kecuali tanggal 15 bulan 1 atau Tje Cap Go di tahun baru Imlek, saat ulang tahun klenteng.

Ketua Yayasan Tjioe Tik Bio, yang mengelola klenteng Hok Khing Bio, Eddy Siswanto menyatakan sepinya klenteng kondisi itu tak lepas dari tekanan pemerintah Orde Baru yang memaksa para penganut Tao dan Konghucu berpindah ke agama yang diakui negara. “Akhirnya ya sepi, klenteng menjadi tempat ritual budaya,” kata Eddy yang kini telah menganut agama Buddha.

Untuk meramaikan klenteng yang ada di bawah pengelolaan jemaahnya, Eddy sengaja menggelar ritual budaya Tionghoa sesuai dengan kepercayaan warga sekarang. “Kami gelar pengajian Islami juga, tapi di Alun-alun Pati,” ujarnya.

Langkah itu sebagai upaya untuk mempertahankan klenteng pusat budaya Tionghoa. Eddy tak mempersoalkan minimnya jemaah tapi ingin memperkenalkan masyarakat umum memahami budaya Tionghoa yang sama-sama mengakar di daerah.

EDI FAISOL | FARAH FUADONA

Berita terkait

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

1 hari lalu

Mahfud Md Tegaskan Indonesia Bukan Negara Agama, tapi Negara Beragama

Mahfud Md, mengatakan relasi agama dan negara bagi Indonesia sebenarnya sudah selesai secara tuntas. Dia menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

7 hari lalu

Prabowo-Gibran Dilantik Oktober 2024, Ini Sosok yang Pertama Kali Menggagas Sumpah Jabatan

Ritual sumpah jabatan, yang akan dilakukan Prabowo dan Gibran pertama kali dilakukan pada ribuan tahun lalu. Ini sosok yang mencetuskannya

Baca Selengkapnya

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

42 hari lalu

Mengenal Narsisis Spiritual yang Selalu Sok Paling Benar soal Agama

Narsisis spiritual akan menggunakan ajaran agama dengan maksud membuat orang memenuhi keinginannya atau menyalahkan tindakan orang lain.

Baca Selengkapnya

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

27 Februari 2024

Ini Respons Berbagai Pihak soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama

Rencana Yaqut Cholil Qoumas menjadikan KUA sebagai sentral pelayanan keagamaan mendapat berbagai respons.

Baca Selengkapnya

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

27 Februari 2024

Soal Rencana KUA Jadi Tempat Pernikahan Semua Agama, Apa Kata SETARA Institute?

Direktur Eksekutif SETARA Institute, Halili Hasan, mengatakan rencana KUA jadi tempat pernikah semua agama harus dituangkan dalam PP atau Perpres.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

29 Januari 2024

Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.

Baca Selengkapnya

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

20 Desember 2023

Ketua Fraksi PAN Ungkap Video Zulhas yang Bilang Orang-orang Tak Lagi Ucap Amin saat Salat Disalahartikan

Ketua Fraksi PAN menyatakan tak ada sedikit pun niat Zulhas melecehkan agama.

Baca Selengkapnya

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

10 November 2023

10 Agama Terbesar di Dunia 2023 Berdasarkan Jumlah Pemeluknya , Islam Ke Berapa?

Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya, pertama Kristen

Baca Selengkapnya

UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

6 November 2023

UIN Jakarta Undang 64 Peneliti Dalam & Luar Negeri Bicara Agama, Sains & Teknologi

Forum ICONIST 2023 kumpulkan penelitia dalam dan luar negeri bahas relevansi agama menghadapi kecanggihan teknologi dan perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

4 November 2023

Semua Kalangan Diundang ke Aksi Bela Palestina Besok, MUI: Tidak Usah Pikir Agama

Aksi Bela Palestina untuk menyuarakan kepada dunia bahwa masyarakat Indonesia menolak dan mengecam segala bentuk penjajahan oleh Israel.

Baca Selengkapnya