Sepuluh Saksi Diperiksa, Pembunuh Maya Masih Gelap
Editor
Martha Warta Silaban
Rabu, 6 Mei 2015 16:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah empat hari Eka Mayasari, 27 tahun, alumnus Universitas Gadjah Mada, ditemukan tewas mengenaskan, polisi belum mengerucutkan siapa pelakunya. Sudah sepuluh saksi yang diperiksa dan akan banyak lagi yang dimintai keterangan untuk menemukan titik terang motif pembunuhan dan pelakunya.
"Yang pasti korban meninggal dunia karena dibunuh," kata Ajun Komisaris Kasim Akbar Bantilan, Rabu, 6 Mei 2015.
Eka Mayasari, alumnus DIII Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya UGM, tewas mengenaskan pada Sabtu, 2 Mei 2015. Mayatnya ditemukan pertama kali oleh adiknya pada petang hari di kiosnya di Janti, Karangjambe, Banguntapan, Bantul, dengan luka pada kepala dan dalam keadaan setengah telanjang.
Polisi juga menyita barang-barang milik korban, seperti kaus, sepatu, tas, ponsel, baju, dan seprei. Penyidikan kasus ini dilakukan dengan serius karena tindak kriminal ini sudah mengganggu kedamaian dan keistimewaan Kota Pelajar.
Ada dugaan pembunuhan itu bermotif pencurian dengan kekerasan. Sebab, banyak barang milik korban yang hilang. Seperti dua ponsel, buku tabungan, kartu anjungan tunai mandiri, dan sejumlah uang dagangan. Selain itu, diduga ada tindak kekerasan seksual oleh pelaku sebelum membunuh.
Polisi juga akan mempelajari hasil otopsi yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito terhadap jasad korban. Berdasarkan resume hasil otopsi akan diketahui penyebab kematian korban.
Barang-barang yang hilang akan menjadi petunjuk juga oleh polisi. Saksi-saksi yang sudah diperiksa adalah saudara, teman, dan warga yang tinggal di dekat kios yang disewa korban sejak tiga bulan lalu.
Menurut Andriyanto, tetangga kios korban yang membuka bengkel sepeda motor, warung angkringan milik Maya memang ramai pengunjung. Warung itu buka pada malam hari hingga pagi. Saat korban ditemukan, kompor gas masih menyala, juga ada gitar yang rusak seperti dibakar. "Kemungkinan gitar itu untuk memukul korban, juga ada bekas terbakar," ujarnya.
MUH SYAIFULLAH