Kisah Wanita Cantik Lulusan UGM: Pembunuhnya Orang Dekat
Editor
Yosep suprayogi koran
Selasa, 5 Mei 2015 06:26 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Polisi kemarin mulai memeriksa saksi-saksi dalam kasus pembunuhan Eka Mayasari, 27 tahun, alias Maya. Mereka adalah saudara korban, tetangga, dan orang di sekitar rumah kos Maya di Jalan Janti 62, Dusun Karangjambe, Desa/Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.
"Kami mulai memeriksa saksi-saksi," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bantul Ajun Komisaris Kasim Akbar Bantilan, kemarin. (Baca: Ungkap Pembunuhan Alumnus UGM, Polisi Sita Puntung Rokok)
Maya ditemukan tak bernyawa dengan bersimbah darah pada Sabtu pekan lalu. Alumnus D-3 Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya UGM itu berjualan makanan dan minuman ala angkringan di rumah kosnya yang berukuran sekitar 5 x 3 meter. Saat ini garis polisi masih dipasang di rumah kosnya, dan kunci kios dibawa polisi.
Polisi menuturkan masih menunggu hasil visum et repertum dan otopsi dari Rumah Sakit Umum Pusat dr Sardjito, Yogyakarta. Namun, menurut juru bicara RS Sardjito, Heru Tresno Nugroho, hasil otopsi sudah ada. Setelah mengotopsi jenazah korban, pihak RS langsung membuat resume. "Sudah kami serahkan setelah membuat resume hasil otopsi," katanya. Dia tidak mau mengungkapkan hasilnya. Sebab, hal itu menjadi wewenang polisi.
Barang-barang milik Maya ternyata ada yang hilang, yaitu telepon seluler BlackBerry dan Samsung, uang, kartu ATM, serta buku bank. "Sementara itu yang diketahui raib," ujar Noviyanto, kakak Maya. (Baca: Sebelum Dibunuh, Alumnus UGM Minta Dijemput Adiknya)
Menurut Resi Prabowo, 31 tahun, teman korban, Maya suka sajian kuliner. Dia membuka usaha warung angkringan. Dari hasil usahanya, Maya dan keluarga di Yogyakarta membeli tanah di Bantul yang akan dibuat rumah. Selain itu, dia sering mengajar di taman pendidikan Al-Quran di masjid.
Letak kios Maya persis di samping jembatan layang Janti yang selalu ramai. "Saya saja jam sepuluh malam sudah tutup. Kami sering bilang ke dia, tidak perlu membuka warung hingga pagi," kata Andriyanto, pengusaha bengkel di samping kios Maya.
Menurut dia, warung angkringan bercat kuning gading itu laris. Ada kemungkinan pembunuhnya adalah orang dekat atau sudah dikenal. "Mungkin korban sudah kenal sama pembunuhnya. Bisa jadi pembunuh itu membantu menutupkan pintu, tapi justru menganiaya dan mencuri," tutur Andriyanto.
MUH SYAIFULLAH
Baca Juga:
Datang untuk Sofifi, Sultan Tidore Tolak Kedatangan Jokowi
Longsor Pangalengan, 13 Warga Diduga Masih Tertimbun
Tedjo: Pencopotan Budi Waseso Urusan Polri