TEMPO.CO, Bengkulu - Sebanyak sepuluh orang siswa Madrasah Tsanawiyah Syuhada yang berada di daerah pedalaman Desa Aur Cina, Kecamatan Selagen Raya, Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, hijrah ke sekolah induk yang berada Desa Lubuk Mukti yang berjarak sekitar 30 kilometer, Senin, 4 Mei 2015. Mereka diantar orang tua mereka sejak Ahad, 3 Mei 2015.
"Sebelum berangkat, mereka berkumpul di rumah saya. Kita berdoa dan berzikir bersama, kemudian diantarkan ke tempat mereka akan menginap di Desa Lubuk Mukti," kata Sabur, pemilik sekolah swadaya MTs Syuhada saat dihubungi, Senin, 4 Mei 2015.
Selama ujian mereka tinggal menumpang di rumah warga yang telah disiapkan oleh sekolah induk MTs Negeri Lubuk Mukti, tempat mereka akan ujian. Menurut Sabur, siswa-siswa ini merupakan peserta Ujian Nasional perdana dari sekolah gratis yang dia dirikan sejak tahun 2012 lalu.
Sekolah mereka berada di daerah pedalaman. Di sana tidak ada sekolah menengah pertama. Sebelumnya banyak anak-anak dari desa ini putus sekolah akibat tidak dapat melanjutkan sekolah keluar dari desa yang jaraknya sangat jauh.
Hal ini mendorong Sabur mendirikan MTs Syuhada dengan bermodalkan uang dari hasil menjual kebun sawit yang luasnya tidak seberapa. Saat ini sekolah yang didirikan berdasarkan dari dorongan keperihatinan tersebut telah memiliki 86 siswa.
Sabur sangat senang karena hari ini ada anak-dari sekolahnya telah mengikuti ujian. Buah usahanya selama beberapa tahun ini sebentar lagi akan membuahkan hasil. "Saya berharap mereka dapat lulus dengan nilai yang memuaskan serta dapat diterima di sekolah yang lebih tinggi dan lebih baik," ujar Sabur.
PHESI ESTER
Berita terkait
Mengenal ANBK, Apa Bedanya dengan Ujian Nasional?
24 Agustus 2022
Kemendikbudristek menginisiasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer atau ANBK untuk SD, SMP, dan SMA sederajat sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).
Baca SelengkapnyaKPAI Usulkan Soal UN untuk Sekolah Darurat Dibedakan
9 Januari 2019
KPAI juga meminta kebijakan pembedaan soal UN diberlakukan untuk para siswa yang pindah sekolah akibat bencana di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaHasil Analisis UN Diharapkan Bisa Mendongkrak Mutu Pendidikan
18 April 2018
Hasil telaah akan digunakan untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran.
Baca SelengkapnyaMendikbud Tanggapi Soal UN Matematika yang Dianggap Sulit
18 April 2018
Soal UN SMA mata pelajaran matematika membuat gaduh para siswa karena dinilai terlalu sulit dan tak pernah diajarkan.
Baca SelengkapnyaSoal HOTS yang Bikin Gaduh Peserta UN SMA
14 April 2018
Peserta Ujian Nasional atau UN tingkat SMA mengeluhkan soal yang tak sama dengan kisi-kisi. Soal UN yang dikeluhkan kebanyakan adalah matematika.
Baca SelengkapnyaUN SMP 2018, Kementerian Pendidikan: Soal Berbentuk Esai
15 Juni 2017
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan soal ujian nasional (UN) tingkat sekolah menengah pertama pada 2018 tidak lagi berbentuk pilihan ganda, melainkan esai.
USBN SD, Menteri Pendidikan: Ujian Itu Penting, tapi Utamakan Kejujuran
16 Mei 2017
Menteri Muhadjir meminta guru terus menanamkan semangat integritas kepada anak-anak sebagai penerus bangsa untuk memperkuat rasa nasionalisme.
Baca SelengkapnyaUNBK SMP, Ombudsman Temukan 16 Indikasi Kesalahan
5 Mei 2017
Ombudsman Bidang Penyelesaian Laporan Ahmad Suaedy menerima laporan sejumlah maladministrasi selama UNBK.
Baca SelengkapnyaKonvoi Hasil UN SMA di Klaten Brutal, Polisi Dalami Dugaan Klitih
2 Mei 2017
Kepolisian Resor Klaten mendalami dugaan adanya keterlibatan kelompok klitih dalam konvoi pelajar yang melakukan aksi brutal di sejumlah wilayah, hari ini.
Baca SelengkapnyaDepok Klaim Kota Pertama UNBK 100 Persen di Jawa Barat
2 Mei 2017
Akibat keterbatasan ruangan, beberapa SMP menumpang di sekolah lain.
Baca Selengkapnya