AJI Sebut Polisi Musuh Nomor Satu Kebebasan Pers  

Reporter

Minggu, 3 Mei 2015 20:09 WIB

Seniman Pantomim, Wanggi Hoed, melakukan aksi teatrikal bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI), di Bandung, Jawa Barat, 3 Mei 2015. Aksi ini untuk memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen kembali "menabalkan" polisi sebagai musuh kebebasan pers. Ketua AJI Indonesia Suwarjono mengatakan hal itu didasarkan pada maraknya praktek kekerasan terhadap jurnalis yang dilakukan polisi. "Dari total 37 kasus kekerasan, sebelas di antaranya dilakukan polisi," ujarnya, Sabtu, 3 Mei, 2015.

Suwarjono menjelaskan, data itu diperoleh berdasarkan pantauan AJI selama setahun terakhir. Berdasarkan pantauan tersebut, kekerasan muncul dalam bentuk larangan meliput dan perampasan alat kerja. Polisi bahkan tega menganiaya wartawan yang tengah bertugas meliput. "Dan semua kasus kekerasan atas jurnalis yang dilakukan polisi tidak pernah diselesaikan sampai ke jalur hukum," ucapnya.

Selain untuk polisi, penghargaan ini diberikan kepada orang tak dikenal (6 kasus), satuan pengamanan atau keamanan (4 kasus), massa (4 kasus), dan orang dari berbagai macam profesi. "Tapi polisi yang paling istimewa. Sebab, sejak penghargaan ini digelar tahun 2007, polisi menerima penghargaan serupa sebanyak empat kali, yakni pada 2010, 2012, 2013, dan 2015," tuturnya.

AJI juga mencatat rapor merah polisi dalam menangani kasus pembunuhan terhadap jurnalis. Delapan kasus pembunuhan yang terjadi sejak 1996 belum diusut tuntas. Berkas penyidikan kematian wartawan Bernas, Muhammad Fuad Syafrudin alias Udin, bahkan telanjur kedaluwarsa sejak Agustus 2014. "Data itu menandakan polisi gagal mereformasi diri sebagai pelayan dan pengayom publik," katanya.

Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Agus Rianto tak membantah data tersebut. Meski demikian, ujar dia, polisi tak membiarkan anggotanya melakukan kekerasan. "Siapa pun yang melakukan, pasti kami proses. Sejauh ini, sudah ada yang dimediasi. Ada juga yang disidang kode etik dan disiplin," ucapnya.

RIKY FERDIANTO

AJI

Berita terkait

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

3 jam lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

4 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

5 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

33 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

38 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

39 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

14 Februari 2024

AJI dan Monash University Imbau Pentingnya Penghapusan Ujaran Kebencian di Masa Pemilu 2024

Ujaran kebencian berpotensi memicu perselisihan sosial. Ujaran kebencian juga dapat berujung pada stigma, persekusi, dan kekerasan.

Baca Selengkapnya

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

13 Februari 2024

Respons Ketua BEM UGM Soal 3 Pakar Hukum dan Sutradara Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi

Ketua BEM UGM tanggapi pelaporan ke polisi terhadap sutradara dan 3 pakar hukum pemeran di film Dirty Vote. Ia khawatir terhadap kebebasan berpendapat

Baca Selengkapnya