Demokrat Enggan Kembalikan Hak Kader yang Dipecat  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Sabtu, 2 Mei 2015 06:06 WIB

Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono memukul gong tanda dibukanya Kongres Luar Biasa partai tersebut, didampingi Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik (kedua kanan) dan Ketua Panitia Penyelenggara KLB, Max Sopacua (kiri) di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Sabtu (30/3). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kader Partai Demokrat yang dinonaktifkan oleh Dewan Pimpinan Pusat terus melawan dengan menuntut hak mereka. Namun, Ketua Harian Partai Demokrat Sjariefuddin Hasan mengatakan pihaknya tak akan mengembalikan hak kader yang telah dipecat, termasuk hak suara dalam Kongres Demokrat.

Menurut Sjariefuddin, Demokrat tidak bisa mengangkat lagi sejumlah ketua di daerah yang dipecat. Posisi mereka digantikan pelaksana tugas. "Enggak bisa lagi diangkat karena ini keputusan lama. Saya heran, kenapa baru sekarang menuntut," kata Syarief saat dihubungi Tempo, Jumat malam, 1 Mei 2015.

Gabungan mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat yang dipecat oleh Sjariefuddin menuntut agar diangkat kembali oleh Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono. Sebanyak 161 mantan pimpinan partai daerah meminta agar mereka memiliki hak suara dalam Kongres Nasional Demokrat, 11-13 Mei 2015.

Sebelumnya, mereka mengajukan somasi kepada Yudhoyono, Sjariefuddin, dan Edhie Baskoro Yudhoyono. "Langkah memecat dan menunjuk Plt tidak demokratis. Kami ingin ikut serta di kongres," kata mantan Ketua Demokrat Surabaya, Dadik Risdariyanto, saat deklarasi Kaukus Penyelamat Partai Demokrat, di Jakarta, Kamis, 30 April 2015. "Seharusnya ketua harian tak berwenang memecat, karena harus lewat pengawas dan Ketua Umum."

Menurut Sjariefuddin, pemecatan itu kedaluwarsa. Seharusnya kader yang dipecat bisa mengajukan protes ke Mahkamah Partai sesaat setelah terbitnya surat keputusan pemecatan. Pengajuan keberatan juga bisa dilayangkan lewat ketua dewan pimpinan daerah tingkat provinsi. "Pusat hanya menyetujui."

Sjariefuddin enggan memberi kesempatan kedua kepada para kader yang telah dipecat karena ia menilai integritas mereka buruk. "Ada yang kena kasus hukum, tak mengurus partai dan integritas kepada pimpinan partai diragukan," kata dia.

Ia tak menampik tudingan salah satu kader yang dipecat karena lebih loyal kepada eks Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum dibanding SBY. "Ya salah satunya itu." Syarif menduga perlawanan kader ini sengaja digulirkan oleh oknum menjelang Kongres Demokrat 11-13 Mei 2015 di Surabaya.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

10 Agustus 2023

Kalah dari AHY, Ini Jejak Pendidikan dan Karier Moeldoko Alumnus FISIP UI

rekam jejak karier dan pendidikan Moeldoko yang selalu kalah melawan kubu AHY soal pengajuan gugatan kepengurusan Partai Demokrat

Baca Selengkapnya

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

13 April 2023

Anwar Hafid Raih Gelar Doktor, Tawarkan Integrasi Nilai Religius dan Kearifan Lokal

Agama tidak hanya hadir sebagai ritualitas pada individu, akan tetapi memiliki dampak yang jauh lebih luas

Baca Selengkapnya

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

16 Januari 2023

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu, Jembatan Terpanjang di Indonesia

Selain salah satu ikon Jawa Timur, Jembatan Suramadu juga menyambungkan hidup antara dua pulau. Simak sejarah singkat berdirinya jembatan tersebut.

Baca Selengkapnya

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

11 Oktober 2022

3 Minggu Berdiam di Studionya, SBY Hasilkan 17 Lukisan

SBY mengungkapkan dengan melukis dapat mendatangkan kedamaian dalam hatinya sekaligus berharap dapat mengobati rasa rindu.

Baca Selengkapnya

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

22 September 2022

Suciwati Gugat Kebungkaman Jokowi dan Partai Politik dalam Kasus Munir dan Pelanggaran HAM

Mengapa Suciwati kecewa cara penyelesaikan kasus pembunuhan Munir dan pelanggaran HAM berat lain di era Jokowi?

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

8 Januari 2022

Proliga 2022: Begini Kata SBY Usai Saksikan Bogor LavAni Kalahkan Kudus Sukun

SBY ikut menyaksikan kemennagan Bogor LavAni atas Kudus Sukun Badak dalam laga Proliga 2022 di Sentul, Sabtu, 8 Januari.

Baca Selengkapnya

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

6 Januari 2022

Proliga 2022: Didirikan SBY, Bogor LavAni Diperkuat Banyak Pemain Binaan Sendiri

Bogor LavAni, yang didirikan SBY, bakal melakukan debut dalam kompetisi bola voli paling bergengsi PLN Mobile Proliga 2022.

Baca Selengkapnya

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

2 November 2021

Ketahui Apa Saja Gejala Kanker Prostat

Kanker prostat menyasar pria dewasa sampai berusia lanjut. Apa saja gejala kanker prostat?

Baca Selengkapnya

Kanker Prostat Adalah Populer Sejak Muncul Kabar SBY Akan Berobat ke Luar Negeri

2 November 2021

Kanker Prostat Adalah Populer Sejak Muncul Kabar SBY Akan Berobat ke Luar Negeri

Sejak tersiar kabar Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengidap kanker prostat, masyarakat mencari tahu kanker prostat adalah.

Baca Selengkapnya

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

7 Oktober 2021

Jelang Pilpres 2024, Beberapa Parpol Ini Potensial Jadi Rumah Ridwan Kamil

Moncernya karier dan tingginya popularitas Ridwan membuat sejumlah partai mendekatinya. Berikut jejak kedekatan Ridwan Kamil dan sejumlah parpol

Baca Selengkapnya