Warga mengangkat lilin dalam aksi menolak eksekusi mati Mary Jane Veloso di depan kedutaan besar Indonesia di Makati, Filipina, 28 April 2015. Permintaan grasi Mary Jane telah ditolak Presiden Jokowi bulan lalu. REUTERS/Erik De Castro
TEMPO.CO,Jakarta - Terpidana mati asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso, lolos dari eksekusi mati gelombang kedua ketika pelaksanaannya tinggal beberapa puluh menit lagi. Mary Jane selamat karena perekrutnya di Filipina, Maria Kristina Sergio, menyerahkan diri, Selasa, 28 April 2015. Bagaimana ceritanya sampai Mary Jane terjerat bujukan Kristina Sergio? Ini kisahnya:
Mary Jane Fiesta Veloso Lahir: Baliuag (Bulacan, Filipina), 10 Januari 1985 Pendidikan: Sekolah menengah pertama
21 April 2010 Mary Jane diajak Kristina Sergio, teman perempuan sekampungnya di Filipina, ke Kuala Lumpur, Malaysia, dengan iming-iming pekerjaan.
24 April 2010 Kristina Sergio meminta Mary Jane membawa sebuah koper ke Yogyakarta dengan upah US$ 500. Koper itu akan dijemput oleh seorang pria bernama John (Prince Fatu).
25 April 2010 Mary Jane ditangkap di Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta, dengan barang bukti 2,6 kilogram heroin.
11 Oktober 2010 Pengadilan Negeri Sleman menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap Mary Jane.
25 Maret 2015 Mahkamah Agung menolak permohonan peninjauan kembali Mary Jane.
27 April 2015 Pengadilan Negeri Sleman menolak peninjauan kembali kedua Mary Jane.
28 April 2015 Kristina Sergio, yang mengaku merekrut Mary Jane, menyerahkan diri ke polisi Filipina.