Petani Sari Kelapa Keluhkan Penggerebekan Polisi  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 21 April 2015 18:28 WIB

Dengan membawa jerigen, seorang warga memanjat pohon kelapa untuk mengambil air Nira di desa Muncar, Banyuwangi, 19 Oktober 2014. Warga yang berprofesi sebagai penyadap nira tersebut mampu mengumpulkan nira untuk dijadikan gula kelapa sebanyak 40 kilogram. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Yogyakarta - Penggerebekan polisi pada petani nata de coco di Sleman yang memanfaatkan amonium sulfat dalam pupuk ZA untuk produksinya membuat industri rumahan sari air kelapa di sejumlah daerah berhenti. “Kami tak berani lagi berproduksi,” kata Ketua Asosiasi Petani Nata Daerah Istimewa Yogyakarta Nana Hapsari Putri di gedung DPRD DIY, Selasa, 21 April 2015.

Bersama petani nata dari Yogyakarta maupun luar daerah, ia mengadukan persoalan itu ke legislator DIY. Nana menggambarkan, pemanfaatan amonium sulfat dalam produksi nata de coco persis seperti penggunaan pupuk pada tanaman padi. “Apakah berasnya tidak bisa dimakan?” katanya.

Penggerebekan itu berlangsung 31 Maret 2015. Polisi Sleman memperkarakan industri rumahan milik Danang Eko Haryanto, petani asal Sidomulyo, Kecamatan Godean.

Di Yogyakarta, diperkirakan ada 500 petani nata de coco dan menghidupi 1.500 orang. Mereka tersebar di Sleman, Wonosari, Bantul, dan Kulonprogo. “Kami yang di luar Yogya, juga ikut ketakutan,” kata petani asal Klaten, Jawa Tengah, Tri Handayani. Ia ikut datang di gedung DPRD DIY.

Tri, 31 tahun, sudah lima tahun ini menekuni pembuatan nata de coco. Lulusan Fakultas Industri dan Teknologi Pangan Universitas Slamet Riyadi Surakarta itu mengatakan amonium sulfat hanya berfungsi sebagai “bahan penolong pangan” dalam produksi. Di Indonesia, amonium sulfat khusus makanan (food grade) tak beredar, sehingga petani memanfaatkan pupuk yang ada kandungan zat itu. “Kami mau beli di mana?” katanya. “Ada di Jepang, harganya Rp 1,2 juta per kilogram.”

Pada dasarnya, kata dia, nata de coco produksi petani adalah bahan baku bagi industri besar. Di pabrikan besar, bahan baku itu menjalani pengolahan kembali sebelum dipasarkan pada konsumen. “Kalau sudah keluar dalam bentuk kemasan pabrik, tentu sudah ada sertifikasi (aman) dari Balai POM (pengawasan obat dan makanan),” katanya.

Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan DIY I Gusti Ayu Adhi Aryapatni mengatakan penerbitan sertifikasi aman konsumsi diberikan bagi produk pabrikan. Di tingkat produksi bahan baku, petani di seluruh Indonesia memanfaatkan amonium sulfat sebagai bahan penolong pangan untuk pembuatannya. Hingga kini pemerintah belum punya aturan penggunaannya.

Kepala Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan DIY Hardiah Djualiani mengatakan amonium sulfat bisa dikategorikan dalam dua jenis. Satu jenis bersifat teknikal dengan kandungan amonium sulfat “lebih kasar”. Zat ini biasa ditemui pada pupuk. “Satu lagi lebih murni, lebih halus ibaratnya,” katanya.

Ia mengakui belum ada aturan tentang penggunaan zat ini dalam produksi makanan. Untuk menyusun regulasinya, perlu koordinasi sejumlah lembaga pemerintah.

Wakil Direktur Pembinaan Masyarakat Polda DIY Ajun Komisaris Besar Gunawan mengatakan kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Polisi masih memeriksa saksi untuk menemukan adanya unsur pidana dalam kasus itu.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

6 Klub Liga 1 Bermarkas di Yogyakarta, PT LIB Dapat Dukungan Polda DIY

29 Juli 2020

6 Klub Liga 1 Bermarkas di Yogyakarta, PT LIB Dapat Dukungan Polda DIY

Operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) mendapatkan dukungan dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menggelar lanjutan Liga 1 musim 2020.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Akui Banyak Terduga Teroris Tertangkap di Yogyakarta

21 Mei 2019

Polda DIY Akui Banyak Terduga Teroris Tertangkap di Yogyakarta

Kapolda berharap masyarakat tidak khawatir dengan kemungkinan masih adanya terduga teroris di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Fokus Amankan Tempat Wisata Libur Lebaran

14 Mei 2019

Polda DIY Fokus Amankan Tempat Wisata Libur Lebaran

Polda DIY akan memfokuskan pengamanan kawasan objek wisata saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bawa Peluru, Pria Ini Ditangkap Saat Masuk Mako Brimob Yogya

13 Maret 2019

Bawa Peluru, Pria Ini Ditangkap Saat Masuk Mako Brimob Yogya

Kepolisian DIY menangkap seorang pria berinisial Rm RDY yang membawa barang mencurigakan saat menyambangi markas Brimob Polda DIY.

Baca Selengkapnya

Polda Yogya Usut Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi KKN UGM

15 November 2018

Polda Yogya Usut Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswi KKN UGM

Kasus dugaan pemerkosaan mahasiswi UGM saat KKN menjadi viral setelah ramai diberitakan padahal kejadiannya telah berlalu setahun.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Periksa 3 Polisi Penunggang Hiu yang Fotonya Viral

28 Agustus 2018

Polda DIY Periksa 3 Polisi Penunggang Hiu yang Fotonya Viral

Tiga polisi berpose menunggangi bayi hiu tutul dan fotonya viral di media sosial. Reaksi keras juga hujatan berdatangan dari para warganet.

Baca Selengkapnya

Demo Tolak Bandara NYIA Ricuh, Polisi Buru Penyokong Dana

3 Mei 2018

Demo Tolak Bandara NYIA Ricuh, Polisi Buru Penyokong Dana

Polisi telah menetapkan 12 orang sebagai tersangka dalam kasus demo tolak Bandara NYIA di Yogya yang berakhir ricuh.

Baca Selengkapnya

Cerita Seorang PNS di Bantul yang Akun Medsosnya Dibajak Saracen  

28 Agustus 2017

Cerita Seorang PNS di Bantul yang Akun Medsosnya Dibajak Saracen  

Seorang PNS di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi korban berita bohong yang dihubungkan dengan Saracen.

Baca Selengkapnya

Ada Penjinak Bom Amankan Liburan Obama di Prambanan  

29 Juni 2017

Ada Penjinak Bom Amankan Liburan Obama di Prambanan  

Satu unit mobil penjinak bom juga diturunkan Polda DI Yogyakarta untuk mengamankan kunjungan Barack Obama dan keluarganya di Candi Prambanan.

Baca Selengkapnya

Polda DIY Bentuk Pasukan Khusus Pengganjal Ban di Medan Menanjak

14 Juni 2017

Polda DIY Bentuk Pasukan Khusus Pengganjal Ban di Medan Menanjak

Para pasukan pengganjal roda kendaraan itu mulai disiagakan pada H-7 hingga H+7 lebaran 2017.

Baca Selengkapnya