Seorang guru sedang mengawas siswa yang ujian, baru 3 sekolah di Bogor yang menggunakan metode try out online. Bogor, 9 April 2015. TEMPO/Lazyra Amadea Hidayat
TEMPO.CO, Malang - Ujian nasional berbasis komputer di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Malang sempat terganggu akibat padamnya listrik. Penyebabnya, beban listrik berlebih, sehingga alirannya terputus selama empat menit. Namun padamnya aliran listrik diklaim tidak sampai mempengaruhi siswa yang sedang mengerjakan ujian secara online.
"Listriknya mati sebentar, tapi tak mempengaruhi ujian," kata Kepala SMA Negeri 4 Tri Suharno, Senin, 12 April 2015. Bahkan, untuk mengantisipasi jika terjadi pemadaman listrik dalam waktu lama, SMA Negeri 4 telah menyewa sebuah genset. Biaya sewa genset setiap hari sebesar Rp 1 juta.
Tri Suharno mengaku tak keberatan meski harus menyewa genset, asal pelaksanaan ujian nasional secara onlinebisa lancar. Siswa hanya diminta fokus mengerjakan soal ujian. "Semoga lancar, dan siswa mengerjakan dengan jujur," ujarnya.
Menurut dia, para siswa telah mengikuti uji coba ujian berbasis komputer ini. Sebelum hari-H ujian nasional, uji coba dengan sistem online telah dilakukan sebanyak delapan kali. Suharno yakin anak-anak didiknya telah terbiasa mengerjakan ujian dengan sistem baru tersebut.
Total siswa SMA Negeri 4 yang mengikuti ujian nasional berbasis komputer ada 282 peserta. Mereka mengerjakan ujian dalam tiga shift. Pada hari pertama ujian online, mata pelajaran yang diujikan adalah bahasa Indonesia.
Total peserta ujian nasional di Malang sebanyak 6.681 siswa SMA dan 9.385 siswa SMK. Sebanyak 6.000 di antaranya yang tersebar di 28 sekolah mengikuti UN sistem online. Sedangkan selebihnya mengerjakan secara manual.
"Kami menyiapkan naskah ujian (manual) jika ujian online terganggu," kata Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Malang. Naskah soal ujian disiapkan sebanyak 16.066 lembar untuk peserta ujian se-Indonesia.