Polisi: Anggota ISIS Direkrut Diam-diam

Reporter

Kamis, 9 April 2015 22:00 WIB

Perawat memeriksa botol infus Mahfoudz Firdaus yang dirawat di UGD Klinik Marlina, Kecamatan Solokan Jeruk, Bandung, Jawa Barat, 17 Maret 2015. Mahfoudz adalah ayah dari Asyahnaz Yasmin, salah seorang WNI yang tertangkap di Turki dan diduga akan bergabung dengan kelompok ISIS. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Perekrutan kelompok militan Islamic State Irak and Suriah (ISIS) di Indonesia tidak dilakukan dengan terang-terangan. Menurut Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri Komisaris Jenderal Putut Eko Bayu Seno, perekrutan yang dilakukan kelompok radikal tersbeut dilakukan diam-diam. "Tidak mungkin dalam mimbar agama, khutbah, terus mengajak. Dilakukan secara diam-diam," kata dia di Bandung, Kamis, 9 April 2015.

Putut mengatakan, deteksi dini kelompok radikal hanya bisa dilakukan kalau aparat di bawah bisa bekerja efektif. "Kalau Babinkamtibmas, pak lurah, pak kepala desa ini bisa bekerja dengan efektif," kata dia.

Direktur Pembinaan Kemampuan BNPT Brigadir Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi mengatakan, lembaganya berkepentingan jika semua pihak, terutama ulama berkumpul dalam satu faham untuk menolak ideologi ISIS. "Esensinya bersatu padu menolak idelogi ISIS," kata dia di Bandung, Kamis, 9 April 2015.

Rudy mengatakan, persoalan yang dihadapi saat ini tidak ada satupun aturan dan undang-undang yang bisa menghukum warga Indonesia yang berangkat keluar negeri untuk bergabung dengan kelompok ISIS. "Kami mau buat apa? Di sana sudah bunuhin orang, bisa buat bom, pulang ke sini 'jangan nakal ya,' begitu saja," kata dia.

Menurut Rudy, saat ini pun belum ada data pasti jumlah warga Indonesia yang bergabung dengan kelompok ISIS di luar negeri. "Ada yang sebut 500 orang, 300 orang, ratusan semua. Belum ada yang pasti datanya," kata dia.

Dalam diskusi penanggulangan terorisme dan radikalisme yang dihadiri ulama dan tokoh agama di Bandung, Kamis, 9 April 2015, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden K.H. Hasyim Muzadi meminta ulama ikut menghadang penyebaran ideologi kelompok militan Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS). "Saya berharap ulama-ulama yang di desa-desa difungsikan untuk itu dalam koordinasi yang baik. Nah kalau masih juga nakal, ada proses hukum. Kalau ada teror baru ada represi," kata dia.

Selepas diskusi, sempat dibacakan deklarasi penolakan keberadaan organisasi ISIS di Jawa Barat. Salah satu butirnya adalah keberadaan ISIS adalah haram karena bertentangan dengan ajaran Islam yang Rahmatan lil'alamin.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

35 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

38 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

38 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

38 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya