Ratusan perahu nelayan bersandar di Cituis, Kabupaten Tangerang, Banten, 6 April 2015. Peringatan hari Nelayan Nasional diwarnai dengan aksi mogok melaut akibat tidak adanya pasokan solar kepada nelayan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Indramayu -Pemilik kapal di Kabupaten Indramayu ramai-ramai jual kapal berbobot 30 Gross Ton (GT) hingga 40 GT miliknya. Kebijakan pemerintah yang mewajibkan mereka menggunakan solar non subsidi menjadi penyebabnya.
Seperti diungkapkan pemilik kapal asal Desa Karangsong Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Juda, Kamis 9 April 2015. "Saya berniat menjual kapal ukuran 34 GT milik saya," katanya.
Penjualan kapal tersebut terpaksa dilakukan Juda karena setiap kali melaut dibutuhkan modal yang cukup besar. "Karena pakai solar non subsidi, jadi modalnya menjadi besar," ujarnya.
Juda menambahkan modal yang harus dikeluarkan untuk melaut dengan kapal di atas 30 GT mencapai sekitar Rp 150 juta. Sedangkan ppenghasilan bersih yang diperoleh hanya sekitar Rp 50 juta.itu pun masih harus dibagi dengan nahkoda dan 10 orang anak buah kapal (ABK).
Hasil melaut ini, lanjut Juda tidak berbeda jauh dengan kapal-kapal berukuran sekitar 27 - 28 GT. Padahal modal yang harus dikeluarkan pemilik kapal ukuran 27 -28 GT tersebut lebih sedikit karena bisa tetap menggunakan solar bersubsidi.
Juda pun mengaku telah menawarkan kapalnya kepada sejumlah calon pembeli. "Tapi susah sekali mendapatkan pembeli yang bersedia membayar sesuai dengan harga yang saya tawarkan," katanya. Juda mengaku menawarkan kapalnya pada kisaran harga Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar.
Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jabar, Ono Surono, pun membenarkan banyaknya pemilik kapal di atas 30 GT yang akan menjual kapal miliknya. "Saat ini nelayan lebih memilih melaut menggunakan kapal berukuran di atas 50 GT, karena hasilnya lebih banyak," ujarnya. Hasil yang didapatkan sebanding dengan modal melaut yang mereka keluarkan.
Atau ada pula yang lebih memilik menggunakan kapal 27 - 28 GT karena masih tetap bisa menggunakan solar bersubsidi. "Jadi memang benar banyak kapal berukuran 30-40 GT yang mau dijual," kata Ono.
Ada pun jumlah kapal berukuran di atas 30 GT di Kabupaten Indramayu menurut Ono sekitar 130 unit. Dari juumlah tersebut ada sekitar 30 hingga 50 unit kapal berukuuran 35 hingga 40 GT yang mau dijual.