Solar Subsidi Dilarang, Nelayan Ramai-ramai Jual Kapal  

Reporter

Kamis, 9 April 2015 21:16 WIB

Ratusan perahu nelayan bersandar di Cituis, Kabupaten Tangerang, Banten, 6 April 2015. Peringatan hari Nelayan Nasional diwarnai dengan aksi mogok melaut akibat tidak adanya pasokan solar kepada nelayan. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Indramayu -Pemilik kapal di Kabupaten Indramayu ramai-ramai jual kapal berbobot 30 Gross Ton (GT) hingga 40 GT miliknya. Kebijakan pemerintah yang mewajibkan mereka menggunakan solar non subsidi menjadi penyebabnya.

Seperti diungkapkan pemilik kapal asal Desa Karangsong Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Juda, Kamis 9 April 2015. "Saya berniat menjual kapal ukuran 34 GT milik saya," katanya.

Penjualan kapal tersebut terpaksa dilakukan Juda karena setiap kali melaut dibutuhkan modal yang cukup besar. "Karena pakai solar non subsidi, jadi modalnya menjadi besar," ujarnya.

Juda menambahkan modal yang harus dikeluarkan untuk melaut dengan kapal di atas 30 GT mencapai sekitar Rp 150 juta. Sedangkan ppenghasilan bersih yang diperoleh hanya sekitar Rp 50 juta.itu pun masih harus dibagi dengan nahkoda dan 10 orang anak buah kapal (ABK).

Hasil melaut ini, lanjut Juda tidak berbeda jauh dengan kapal-kapal berukuran sekitar 27 - 28 GT. Padahal modal yang harus dikeluarkan pemilik kapal ukuran 27 -28 GT tersebut lebih sedikit karena bisa tetap menggunakan solar bersubsidi.

Juda pun mengaku telah menawarkan kapalnya kepada sejumlah calon pembeli. "Tapi susah sekali mendapatkan pembeli yang bersedia membayar sesuai dengan harga yang saya tawarkan," katanya. Juda mengaku menawarkan kapalnya pada kisaran harga Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar.

Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jabar, Ono Surono, pun membenarkan banyaknya pemilik kapal di atas 30 GT yang akan menjual kapal miliknya. "Saat ini nelayan lebih memilih melaut menggunakan kapal berukuran di atas 50 GT, karena hasilnya lebih banyak," ujarnya. Hasil yang didapatkan sebanding dengan modal melaut yang mereka keluarkan.

Atau ada pula yang lebih memilik menggunakan kapal 27 - 28 GT karena masih tetap bisa menggunakan solar bersubsidi. "Jadi memang benar banyak kapal berukuran 30-40 GT yang mau dijual," kata Ono.

Ada pun jumlah kapal berukuran di atas 30 GT di Kabupaten Indramayu menurut Ono sekitar 130 unit. Dari juumlah tersebut ada sekitar 30 hingga 50 unit kapal berukuuran 35 hingga 40 GT yang mau dijual.

IVANSYAH

Berita terkait

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

51 hari lalu

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.

Baca Selengkapnya

Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

11 Januari 2024

Kuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari

Kuba di ambang krisis ekonomi yang parah. Harga BBN naik hingga lima kali lipat membuat warganya menjerit.

Baca Selengkapnya

BEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia

10 Desember 2023

BEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia

BEM UGM memasang baliho bergambar Jokowi bertuliskan Alumnus UGM Paling Memalukan. Berikut deretan kritik dari BEM se Indonesia terhadap Jokowi.

Baca Selengkapnya

50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati

7 September 2023

50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati

Ketua DPR RI Puan Maharani berulang tahun ke-50, pada 6 September kemarin. Tahun lalu, ulang tahunnya jadi masalah karena dilaporkan ke MKD.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan

17 Januari 2023

Gubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras

30 Desember 2022

Kaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras

Berbagai peristiwa mewarnai perekonomian nasional tahun 2022, dari sengkarut minyak goreng, resesi global, kenaikan harga BBM hingga impor beras.

Baca Selengkapnya

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

6 Desember 2022

Demo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM

Demo sopir truk Korea Selatan telah menyebabkan hampir 100 pompa bensin di seluruh negeri mengalami kelangkaan BBM

Baca Selengkapnya

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi

2 Desember 2022

Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi

Kenaikan harga BBM ini terjadi pada bahan bakar non-subsidi.

Baca Selengkapnya

Mulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta

1 Desember 2022

Mulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta

Sejumlah serikat buruh dan Partai Buruh dijadwalkan menggelar demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk penolakan kenaikan UMP DKI Jakarta 2023.

Baca Selengkapnya

Survei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen

29 November 2022

Survei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen

Yunarto menyebut kepuasan terhadap Jokowi sempat ajlok ke angka 63,5 persen pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya