TEMPO.CO, PALU - Polisi Sulawesi Tengah menyatakan bahwa menurut hasil tes DNA pria yang tewas saat baku tembak di Kabupaten Parigi Moutong pada 3 April 2015 adalah salah satu gembong teroris bernama Sabar Subagio alias Daeng Koro.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulawesi Tengah Ajun Komisaris Besar Polisi Sucipto kepada wartawan di Palu, Rabu, mengatakan bahwa hasil pemeriksaan sampel di Laboratorium DNA Mabes Polri menunjukkan separuh profil DNA Daeng Koro cocok dengan anaknya dan separuh profil DNA anaknya cocok dengan profil DNA istri Daeng Koro. "Ini berarti jenazah tersebut adalah Daeng Koro. Itu sah dan tak terbantahkan lagi," kata Sucipto.
Gembong teroris Sulawesi Tengah Sabar Subagio alias Daeng Koro tewas saat baku tembak antara kelompok teroris dan aparat polisi di Pegunungan Sakina Jaya, Kabupaten Parigi Moutong, Jumat, 3 April 2015
Daeng Koro dipercaya sebagai orang nomor dua setelah Santoso di dalam kelompok teroris yang beranggotakan 20 hingga 30 orang.
Polisi memasukkan Daeng Koro dan sejumlah rekannya dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena menduga dia terlibat dalam serangkaian kasus kekerasan di Sulawesi Tengah dan daerah lainnya. Ia juga pernah meledakkan bom saat malam Idul Fitri di Solo, Jawa Tengah, pada Agustus 2012.
Daeng Koro adalah anggota TNI yang dipecat dan terakhir bertugas di Sulawesi Selatan. Ia beberapa kali melakukan latihan perang yang diikuti sejumlah pemuda. Daeng Koro bergabung dengan kelompok Santoso pada 2012 setelah menjalani pelatihan militer ilegal di Filipina.
Saat ini ratusan polisi masih mengejar kawanan kelompok sipil bersenjata yang diperkirakan bersembunyi di hutan di sekitar pegunungan Kabupaten Parigi Moutong.
ANTARA
Berita terkait
Melawan, Residivis Pencurian Ini Ditembak Polisi Tolitoli
3 Juni 2017
Iqbal mengatakan pelaku baru saja keluar dari Lapas di Kabupaten Buol.
Baca SelengkapnyaKeluarga Terduga Teroris Poso Minta 2 Jenazah Dipulangkan ke Bima
17 Mei 2017
Menurut Mudin, lambatnya pemulangan jenazah ke pihak keluarga bisa menimbulkan masalah baru di masyarakat.
Baca SelengkapnyaSisa Anak Buah Santoso Diburu, Polisi Ungkap Asal Senjata Mereka
16 Mei 2017
Polda Sulawesi Tengah mengatakan pasokan senjata api kelompok Mujahidin Indonesia Timur berasal dari beberapa wilayah di Indonesia dan luar negeri.
Baca SelengkapnyaBaku Tembak di Poso Pesisir, 2 Terduga Teroris Dikabarkan Tewas
15 Mei 2017
Selain dua korban tewas, dikabarkan satu orang dari tim Satuan Tugas Operasi Tinombala mengalami luka tembak.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Tangkap 9 Orang Terduga Teroris di Tolitoli dan Parigi
10 Maret 2017
Sebanyak 9 orang diduga terkait dengan kasus terorisme. Detasemen Khusus 88 Antiteror mengembangkan dan mendalami peran mereka.
Polisi Temukan Senjata dan Amunisi Terduga Teroris Poso
10 Maret 2017
Senjata itu diduga milik Basri alias Bagong, tangan kanan gembong teroris Santoso, yang ditangkap bersama istrinya pada 14 September 2016.
Baca SelengkapnyaPria di Poso Aniaya Istri dan Dua Anaknya, 1 Tewas
30 Desember 2016
Pria ini diduga menganiaya istri dan dua anaknya di persawahan Poalis, Desa Korobono Tenggara, Kecamatan Pamona, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Baca SelengkapnyaPenangkapan 2 Orang Mencurigakan Warnai Natal di Palu
26 Desember 2016
Keduanya masuk ke halaman gereja dengan alasan mengecek sinyal telepon genggam.
Baca SelengkapnyaPolisi Tolitoli Tembak Pencuri Motor
15 Desember 2016
Unit Resmob Satuan Reskrim Kepolisian Resor Tolitoli, Sulawesi Tengah, melumpuhkan terduga pencuri kendaraan bermotor.
Baca SelengkapnyaIni Nama 11 Anak Buah Santoso yang Masih Buron di Poso
20 September 2016
Masih ada 11 anak buah Santoso dari Mujahidin Indonesia Timur yang berada di Poso.
Baca Selengkapnya